Saya menemukan ide cerita menulis novel Bulan Bulat Perak ini ketika “huru-hara” di Pilpres 2014. Issue komunis dan PKI menyeruak memenuhi langit Indonesia. Saya langsung membuka-buka buku tentang komunisme di Banten dan tentu Indonesia. Di kepala saya terbayang sebuah cerita besar tentang 3 generasi dimulai tahun 1900. Setting lokasinya di Rangkasbitung, Pandeglang, dan Serang.

Sekitar 30-an buku saya baca. Cerita dimulai pada 1900 saat stasiun kereta api di Rangkasbitung diresmikan. Tokoh utamanya bernama “Madang Kelana” yang membawa kabur penari jaipong di Banten Selatan. Belanda menyergapnya ketika Madang sedang berbulan madu di sebuah gubuk di tengah hutan. Tragedi 1926, HOS Cokroaminoto orasi di Labuhan, hingga Banten jadi provinsi di tahun 2000.

Setelah draft pertama sebanyak 18 bab saya tulis, malapetaka itu tiba. Sepulang dari tour Gempa Literasi di Jawa bersama Tias dan ketiga anak kami pad 2016, komputer PC saya terkena virus dan musnah semuanya! Hingga sekarang, saya masih belum berhasil mendapatkan kembali mood menulis! (GG)

Please follow and like us:
error56
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia