Corona untuk sebagian orang petaka, untuk sekolompok lain jadi alat membunuh lawan politik, untuk pengusaha jadi (peluang) ladang bisnis, untuk filantropi jalan berlomba-lomba amal kebaikan, dan bagi saya yang penulis adalah trigger atau pemicu meledakkan ide di kepala. Maka jadilah novel Lelaki di Tanah Perawan.
Di novel Lelaki di Tanah Perawan yang saya garap sejak 20 Maret 2020 ini mengambil setting saat ini, dimana politik identitas, Corona, humman trafficking, klenik, tradisi-modernisasi, sesajen, dan politik uang di Pilkada merajalela.
Karakter tokoh utamanya diluar kebiasaan saya. Biasanya macho, ganteng, disukai perempuan, kali ini saya keluar dari kebiasaan itu. Saya mencoba tokohnya kaya tapi jadul, anak Mama, berkacamata karena kutu buku, digital native, sarjana ekonomi, sok pemberani padahal deg-degan, anak bawang, jarang gaul, dan tidak punya pengalaman pada wanita. Jika memiliki keinginan, memang harus ia dapatkan. Tiba-tiba saja dia menginginkan Ratih – teman kuliahnya berbeda kasta, jadi calon istrinya.