Ini kisah dua hun lalu, Februari 2018. Saya dan istri – Tias Tatanka traveling ke Hong Kong. Ini cicilan mas kawin negara ke sembilan. Sewaktu menikah, saya berjanji memberi Tias mas kawin keliling dunia dengan cara dicicil. Setelah memberi pelatihan ke BMI dan FLP Hong Kong, kami diajak Jenny Ervina – BMI asal Petir, Kabupaten Serang jalan-jalan ke Mong Kok, kawasan shoping para turis.
Mong Kok adalah pusat perbelanjaan paling atraktif di Hong Kong. Hampir mirip dengan Malioboro di Yogyakarta. Kami menginap di Kwoloon. Naik MRT dua kali ke Mong Kok. Kami keluar dari MRT Station, kemudian berjalan menyusuri trotoarnya. Ada jalan lurus, dimana para seniman saling unjuk kebolehan. Suasana yang sangat menyenangkan, tidak ada preman, tidak ada pengemis. Mereka adalah seniman, jika ingin berbagi silakan meletakkan uang di topi atau dus. Jika tidak punya dana, cukup menikmati saja.
Saya dan istri berencana ke sini lagi, tapi bukan untuk belanja. Sayang pandemi Covid-19 menunda rencana traveling kami. Hanya ingin bersantai saja. Ya, ini seperti Malioboro. Tapi di Malioboro masih ada preman dan pengemisnya. Semoga saja, pelan-pelan, Malioboro bisa menyenangkan seperti Mong Kok, Hong Kong. (Gol A Gong)