“Jika kamu menulis novel harus berupaya agar pembaca percaya itu kisah penulisnya atau percaya bahwa itu pernah terjadi atau merasa itu seperti kisah si pembaca. Itu sama halnya seperti kitab-kita suci yang dipercaya oleh umatnya sebagai firman Tuhan,” doktrin guru menulis.
Balada Si Roy karya Gol A Gong juga begitu. Hasil riset selama 6 tahun dari 1981 hingga 1987 membuat novel itu hidup dan jadi bagian dari pembacanya. Jangan heran jika para pembaca ada yang merasa dirinya jdai Roy, Dullah, Ani si Dewi Venus, Jesse, dan yang lainnya.
“Itu keberhasilan riset,” Gol A Gong menegaskan. “Saya banyak mewawancarai orang secara informal, mengamati prilaku teman-teman, mendengarkan siapa saja yang curhat kepada saya,” tambahnya. (Mister Gokref/Foto Zico sebagai Roy dan Indri sebagai Jesse)