Suatu hari di tahun 2011. Saya diajak oleh teman sekelas saya—kami mahasiswa semester pertama di Jurusan Tadris Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah dan Adab IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten—untuk mengikuti acara bedah buku di kampus. Saya mengikutinya, karena memang sedang tidak ada kuliah, meskipun saya tidak tahu apa itu bedah buku. Saat itu teman saya sangat bersemangat karena, katanya, pembicaranya dari Rumah Dunia (RD)—dan saya tidak tahu apa itu RD.
Saat acara berlangsung, saya masih belum paham betul apa yang disampaikan oleh para pembicara yang tak saya kenal itu. Tapi, di tangan saya, dan semua hadirin, ada sebuah buku berjudul Relawan Dunia. Saya kira buku itu membahas tentang PMR atau PMI dan hal-hal yang berkaitan dengan bencana alam, karena berkaitan dengan relawan. Tapi ternyata perkiraan saya itu salah. Lama-kelamaan barulah saya sedikit memahami arah kegiatan itu: para pembicara sedang menyampaikan tentang dunia kerelawanan di komunitas RD yang didirikan dan digerakkan oleh Gol A Gong dan para relawan RD.