Senin 17 Mei 2021, Perpustakaan Nasional RI berumur 41 tahun. Tapi kita masih saja ribut soal indeks literasi masyarakat Indonesia yang rendah. Kita bertanya-tanya: di mana letak kesalahannya? Siapa yang salah? Anggaran berpuluh-puluh milyar seperti percuma! Penelitian sastrawan Taufiq Ismail pada tahun 1997, bahwa pelajar Indonesia itu “nol” membaca buku sastra.
Pemerintah sebetulnya tidak tinggal diam. Perpusnas RI membentuk GPMB (Gerakan Pemasyarakat Minat Baca) pada 2001. Kemdikbud RI tidak mau ketinggalan, mendirikan Forum Taman Bacaaan Masyarakat pada 2005. Segala macam kegiatan digelar, mulai dari Hari Aksara Internasional, Festival Literasi, Kampung Literasi, Hari Buku Nasional, Hari Buku Sedunia. Tapi indeks literasi masyarakat seolah merangkak perbaikannya. Di ASEAN kita paling rendah.
Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI melalui Pusat Analis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca (PAPPB) mengampanyekan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat di beberapa ibu kota Provinsi. Sisi hulu dan hilirnya. Seminar dan kerjasama dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Perpusnas RI dengan 11 perguruan tinggi maupun swasta di kota provinsi tersebut. Riau dan Palangkaraya sudah dilakukan.