Kata Muhammad Syarif Bando, Kepala Perpusnas RI, “Masalah indeks literasi yang rendah itu bukan hanya di hilir, tapi juga di hulunya.”
Hilir di sini adalah persoalan masyarakat dalam budaya membaca dan menulis, distribusi buku yang tidak merata, penerbit, juga kondisi perpustakaannya. Dan hulu? Itu tentang orang-orang yang memiliki otoritas seperti Kepala Daerah, anggota dewan, akademisi perguruan tinggi, juga pejabat terkait seperti Kepala Dinas.
Saya sebagai Duta Baca Indonesia 2021-2025 siap di hilir. Foto ini sebagai bukti, bahwa para pelajar dan mahasiswa yang mondok dan belajar di Komunitas Rumah Dunia, Serang, Banten, awalnya nol literasi. Seperti Taufiq Ismail pernah melakukan penelitian, bahwa pelajar Indonesia “nol” membaca sastra. Betul itu.
Tapi setelah 2 tahun belajar di Kelas Menulis Rumah Dunia bersama saya, juga membaca buku apa saja, para pelajar dan mahasiswa dari kampung yang nol literasi itu, kini sudah melek literasi. Mereka ada yang jadi dosen dan bisa menulis, ada yang S2 dan S3 di Leiden, Belanda, ada yang bekerja jadi wartawan koran, film maker, dan menulis belasan novel. Buku membawa manfaat bagi mereka. Berdaya dengan Buku, cocok disematkan kepada mereka. (PusDok DBI)