Setelah tangan kiri saya diamputasi sesikut (1974, kelas 4 SD), Bapak berpesan agar saya membaca buku dan berolahraga. Saya melakukannya dengan ikhlas. Setiap bada subuh, saya jogging di alun-alun kota Serang. Kemudina membaca koran pagi. Setiap ada waktu luang, saya membaca. Apa saja saya baca.
Saya tumbuh dewasa dan merasakan, bahwa “membaca itu sehat, menulis itu hebat”. Saya tidak punya cita-cita menulis. Sewaktu kecil, cita-cita saya jadi pilot kandas karena diamputasi. Tapi kemudian kebiasaan membaca itulah yang menyelematkan masa depan saya.
Please follow and like us:
Halaman: 1 2