Oleh Daniel Mahendra – CEO Penerbit Epigraf
Waktu pertama kali menamatkan ‘Roman Tetralogi Pulau Buru’ karya Pramoedya Ananta Toer, aku menghela napas panjang dan berpikir: betapa Pram laksana dewa dalam jagat sastra. Jauh di atas sana. Muskil aku menyentuhnya. Jangankan berdiskusi, bisa bertemu pun rasanya terlalu mengada-ada.
Namun, hidup memang penuh misteri. Ketika diminta mengoreksi naskah-naskah Pramoedya yang hendak terbit lagi, aku tidak saja bertemu Pram, melainkan bolak-baik ke rumahnya. Tinggal di Bojonggede selama berminggu-minggu. Pulang ke Bandung, untuk kemudian kembali lagi ke sana.
Please follow and like us:
Ibaratnya seorang samurai dengan jalan pedangnya, Mas Gong bukan hanya menjadi Musashi di dunia penulisan, namun juga mengajarkan dan menurunkan ilmunya serta bergerak dan membangun peradaban menulis kepada generasi muda. Bersama teman-temannya, melalui Rumah Dunia, juga melalui Forum TBM. Menjadi Duta Baca Indonesia 2021-2025 adalah salah satu bukti pengakuan semua kalangan.
Terima kasih, Kang Agus. Semoga Kang Agus juga meraih impiannya, melahirkan banyak buku dan menjadi guru yang sukses.