Oleh Gol A Gong
Akbar membuka laci meja kerjanya. Amplop tebal itu masih tergolek di laci meja kerjanya. Dia mengusap wajahnya yang berkeringat dengan tissue. Diambilnya remote AC yang tergeletak di dekat laptop dengan gambar buah apel digigit. Dipijitnya lagi, sudah mentok di angka “17”.
Dia meraih gawai yang tergeletak di meja. Buru-buru kedua jempolnya memijiti huru-huruf, “Aku mau balikin amplop dulu ke Wisnu, Bu. Pulang agak maleman, ya,” begitu pesan yang dia tulis lewat WA kepada isterinya.
Centang dua, belum biru.
Pintu diketuk.
“Masuk!”
Pintu terbuka. Sebuah kepala muncul dan terdengar suara yang bernada hati-hati, “Pulang sekarang, Pak?”