Hari pertama ini sangat padar. Istirahat sebentar. Pukul 20:00 WITA, Minggu malam, ada acara temu pegiat literasi. Wakil Gubernur KalTim menjamu makan malam. Saya mengenal Wakil Gubernur – H. Hadi Mulyadi, S.Si, M.Si sudah lama. Tepatnya 10 tahun lalu di bandara Soe-Ta. Saat itu kami mengantarkan anak sekolah di Abu Dhami. Gabriel Firmansyah – anak saya dan Fatih – anak Hadi Mulyadi mendapat beasiswa di Abu Dhabi. Kedua anak kami di SD kelas 5. Saat Pak Hadi memberi sambutan, masih mengingat peristiwa di bandara itu.
Para pembicara Jumpa Pegiat Literasi selain H. Hadi Mulyadi, Bu Hetifah, juga Syafrudin Pernyata, dan Halimi Hadibrata Asra – Kepala Kantor Bahasa KalTim. Hasil diskusi dengannya adalah:
1.KalTim akan merespon UU No 3/2017 tentang Sistem Perbukuan menjadi Perda. sudah 5 tahun UU ini menganggur, belum ada satu pun wilayah yang merespon. Pada puasa 2021, Unrita Press dan Pusat Kurikulum dan Perbukuan menginisia FGB dengan steakholder di Banten. Tapi nihil.
2.Program Sejuta Buku Untuk KalTim. Setiap OPD harus menyumbang 200 buku. Nanti buku-buku itu akan disebarkan ke taman-taman bacaan di KalTim. Bu Hefti berjanji akan menyumbang 100 buku.
3.WaGub secara pribadi akan menjadi donatur dengan memberikan hadiah bagi pemenang lomba menulis dan menerbitkannya jadi buku.
4.Perpustakaan Provinsi KalTim akan direlokasi. Lokasi kantor DPK persis di depan jembatan layang dan penuh sesak di antara gedung-gedung perkantoran lainnya.
5.Mengawal IKN agar tetap mengedepankan budaya Indonesia baik dari segi penggunaan bahasa Indonesia dan daerah.