Makan Buah Elai di Samarinda Tidak Ada Kenyangnya

Filmnya belum tayang, tapi Pristiawan Bayu Aji sebagai pembaca garis keras sudah tidak sabar ingin membahasnya. “Mumpung Mas Gong ada di Samarinda, diculik dulu ke Balikpapan!” Aji – Area Manajer Permata Bank untuk Kalimantan Timur tertawa. Aji pembaca garis keras Balada Si Roy.

Sekitar pukul 11:00, kami mamir di sebuah tempat untuk mencicipi buah elai – setingkat di bawah durian. Kata Amin, Bung Karno dan putranya, Bayu, paling suka buah elai. Beruntung ada yang jual. Padahal belum musimnya. Jadi beralasan kalau harga perbutirnya Rp. 50 ribu. Biasanya di kisaran Rp. 20.000.”

Saya pernah merasakan buah elai di Balangan dan Tabalong. Ya, bikin penasaran, nggak terasa jika sudah menghabiskan satu butir. Kenapa? Karena rasa buahnya seperti kurang lengkap. Ada perasaan, dalam satu butir itu barangkali biji yang kedua pas di lidah, biji ketiga…

Kok, ada rasa yang kurang. Kenapa ini? Coba, pesan lagi butir yang kedua. Kemudian butir yang kedua dikupas, dicicipi lagi, dan lagi… dan seterusnya. Padahal itu tidak akan selesai, karena rasa buah elai setingkat di baah durian. Puncaknya memang harus ditutup dengan makan durian.

Hmm, buah elai Jika dalam sepakbola, sebelum ke liga utama, elai ini adalah pertandingan pra musimnya!

Go A Gong

Please follow and like us:
error18
fb-share-icon0
Tweet 5

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)