Oleh Gol A Gong
Nasrul bangkit. Hati-hati dia melangkahi beberapa tubuh yang hanya bercelana pendek saja. Kamar kontrakan yang berukuran 3 kali 3 meter ini diisi lima orang. Dibukanya pintu. Udara subuh membuat kamar kontrakan yang pengap terasa sejuk.
“Nyamuk, Rul, tutup lagi,” Iman menggeliat dan menggeser tubuhnya ke dekat dinding, tempat dimana tadi Nasrul tidur.
“Sudah subuh….”
“Iya. ‘Ntar aku nyusul….”
“Aku ke mesjid ya…,” Nasrul menjumput sarung poleng yang tergantung di dinding.
Iman tidak menjawab.
Nasrul keluar kamar. Menutup pintu. Dia menuju tali jemuran. Kaos yang tadi sore dicuci diambilnya. Didekap dan diciumnya. Lalu dipakainya. Sebetulnya belum kering benar, tapi justru membuat tubuhnya merasa sejuk.