Jika saya harus memiih antara kopi dan teh di mea makan, saya masih memilih teh. Lebih asik ketika melihat warnanya, tidak sepekat dan sepahit kopi. Ketika meminum kopi, perasaanku terasa pedih: kopi sudah pahit, hitam kelam warnanya, semakin menambah kepedihan. Itu sebab saya menulis buku puisi “Air Mata Kopi’, yang menggambarkan kepedihan nasib bangsa Indonesia – terutama para petani kopinya.
Please follow and like us:
Halaman: 1 2