Mereka menyandera warga AS. Para Sandra ditutup matanya dengan kain putih, lalu kepala warga AS ditodong dengan moncong senjata api oleh para militan. Orang-orang Kantor Kedutaan segera membakar dokumen-dokumen penting mereka, karena khawatir semua warga Amerika akan dicari di seluruh pelosok negeri untuk dibunuh. Pada saat-saat itu, selama beberapa bulan lamanya, orang AS dicari-cari dan akan segera dibunuh.
Enam orang berhasil kabur dari Kedutaan saat Kedutaan AS diserang. Mereka “bersembunyi” di rumah duta besar Kanada, Ken Taylor (Victor Garber). Meski mereka bisa bersembunyi untuk sementara waktu, tapi mereka belum bisa keluar dari Iran yang sedang dilanda konflik itu. Semua Bandara di Iran dijaga Pasukan Revolusi yang siap melacak setiap orang Amerika. Jika ada orang Amerika yang ingin keluar dari Iran, maka tak segan mereka akan menembaknya di tempat. Dor!
Dalam suatu adegan, ada mayat yang digantung di mobil pengait. Mobil-mobil dibakar. Itu menjadi hal yang seolah biasa saja.
Diutuslah Tomy Mendez untuk mengeluarkan mereka dari Iran. Itu tugas yang sangat berat, karena menyangkut nyawa orang lain dan dirinya. Pelbagai solusi dicari, namun akhirnya diputuskan Tony akan membebaskan enam sandera itu dengan cara membuat film Hollywood palsu yang berjudul Argo, sebuah film sains fiction. Hal itu terdengar aneh, nyeleneh, dan gila, mengingat itu melibatkan nyawa para diplomat. Namun itu satu-satunya hal paling masuk akal yang harus dilakukan. Tomy menyamar sebagai orang Kanada dengan nama dan segala identitas palsu.
Usaha untuk membuat perusahaan film palsu dalam waktu singkat pun harus ditempuh. Tomy pergi ke sana-kemari untuk membuat rumah produksi. Ia panggil ahli rias John Chambers (John Goodman) dan rekan lainnya yang mengerti di bidang perfilman, Jack O’Donnel (Bryan Cranston) dan Lester Siegel (Alan Arkin).
Poster film dibuat, jumpa pers dilaksanakan. Semuanya ditempuh, seperti membuat film pada umumnya. Dan para krunya, ialah enam diplomat itu, dengan segala identitas palsu.
Sejak awal hingga akhir, Argo menampilkan ketegangan-ketengangan. Terus menanjak. Alur dan plot film ini sangat bagus. Di setiap adegan muncul konflik yang baru. Film ini menegangkan. Bayangkan saja, enam orang Amerika yang masih tersisa, dibuatkan spanduk di setiap jalan kota, tempat umum, hingga bandara. Tujuannya, agar mereka tidak bisa keluar dari Iran. Di setiap tempat banyak sekali orang yang dengan tatapan fokus meneliti wajah setiap orang yang ada. Dan mereka membawa senjata. Sekali saja ketahuan, habislah riwayat mereka!
Hal yang paling menegangkan ialah ketika Tony dan para diplomat berada di bandara, untuk keluar. Paspor mereka diteliti satu per satu. Saying, mereka ditahan di bagian imigrasi. Dari situ mereka sudah sangat dicurigai, ditanya ini-itu. Tony menjelaskan, keberadaan mereka di sana ialah untuk membuat film Argo, film palsu. Beruntungnya, saat kantor rumah produksi palsunya dihubungi Pasukan Revolusi, John Chambers bisa mengangankat telepon untuk meyakinkan bahwa proyek mereka bukan proyek abal-abal.
Akhirnya mereka bisa keluar dari imigrasi. Selang beberapa detik, anggota Pasukan Revolusi yang lain mengabarkan, bahwa mereka adalah para diplomat AS yang dicari-cari. Pasukan Revolusi mengejar, untungaya pesawat sudah take off.
Yang menarik dari film ini ialah, film ini dibuat berdasarkan kisah nyata. Karakter Tony bermain dengan sangat bagus. Film ini bisa menjaga ketegangan-ketegangan dari awal hingga akhir, sehingga mampu membuat penonton tidak bisa lepas dari film ini. Film ini memang layak mendapatkan hadiah Oscar sebagai film terbaik 2013. *