Oleh Anas Al Lubab
Dalam sebuah keluarga kecil terdiri dari sepasang suami istri dengan dua orang anak, pasangan suami istri tersebut mendidik kedua anaknya dengan pola pengasuhan dan aturan disiplin yang seragam. Anak pertama selalu nurut dan mendapat nilai bagus sedangkan anak kedua berkebalikan dari kakaknya. Jika nilai kakaknya memuaskan, maka nilai adiknya anjlok mengecewakan, jika kakaknya rajin dan disiplin belajar, adiknya malah ogah-ogahan dan bersikap liar.
Mendapati anak keduanya selalu bernilai rendah dan berkali kali tidak naik kelas, karena jangankan semangat belajar, huruf-huruf dan perkataan guru pun seolah menjelma monster yang menakutkannya. Pelajaran sekolah menjadi sesuatu yang membebaninya. Ditambah kerap mendapat hukuman dari guru dan cemoohan dari teman-temannya yang mengklaim dirinya sebagai anak bebal. Kedua orangtuanya hilang akal dan memutuskan mengirim anak tersebut ke asrama atau boarding school. Namun apa yang terjadi. Sikap disiplin ketat asrama dan cara mengajar guru yang killer (baca: galak) kian membuat anak itu depresi hingga kehilangan semangat dan lebih banyak berdiam diri. >>> ke halaman berikutnya