Awalnya Toto ST Radik maju ke depan membaca puisi “Apakah Negara” dalam pembawaannya Toto, sangat mengahayati pembacaan puisinya. Hingga gemuruh tepuk tangan penonton pun tak dapat delakkan.

Kemudian disusul oleh Gol A Gong. Suasana cair, karena  peserta dibagi tiga. Peserta sebelah kanan diminta untuk menyebutkan “telor,” peserta tengah menyebutkan, “susu” dan peserta kiri menyebutkan kata, “madu”. Pecah suasananya karena semua orang mengikuti gerakan tangan Gol A Gong. Eh, sebelum selesai dibacakan puisinya jatuh. Riuh-rendahlah suasananya.

Setelah berdua dari tim Safari Literasi tampil. Akhirnya diseling terlebih dahulu dari pengsisi acara kampus bermana komunitas Ba’da Isya. Ia membawakan lagu-lagu Indonesia seperti “Rayuan Pulau Kelapa” Luar biasa mantap dan keren sehingga suasana menjadi hidup. Nah, yang terakhir barulah Duta Baca Banten membacakan puisi.

Pembacaan yang khas dan mantap. Suara dan nadanya membuat para penonton terenyuh dan juga tersadar akan perjuangan ayah mereka. Judul puisi yang dibacakan adalah “Aku Berlayar Jauh, Bapak” Karya Gol A Gong yang menceritakan perjuangan seorang anak nelayan yang ingat dengan penderitaan bapaknya. Semuanya hening dan diam. Sediam dan heningnya bulan yang kian merangkak menuju malam.

Akhirnya pukul sebelas tiga puluh malam,  kami pun minta ijin untuk istirahat kepada panitia. Karena besoknya di hari Senin tanggal dua puluh November harus mengikuti dan mengisi acara bedah buku Apakah  Negara Karya Toto ST Radik di Gedung Dewan Kesenian Lampung (DKL).

Mobil meliuk di antara remang kota dan jalanan sepi. Bulan meredup seredup mata kita yang lelah seharian memaknai lekuk kata dan kehidupan. Selamat tinggal kantor DPD RI, semoga para Dewan Perwakilan Daerah Lampung, adalah perwakilan yang mengerti puisi dan memiliki hati nurani untuk memajukan negeri ini dalam peningkatan indeks literasi. Semoga!***       

Please follow and like us:
error36
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia