
Gerakan Indonesia Menulis yang digagas Duta Baca Indonesia seperti menjadi wahana baru bagi jiwa saya yang ingin tetap menulis. Setelah bergabung di komunitas menulis Lokerkata, sebagai member dan editor menjadikan saya seorang pembelajar. Bergabung dengan anak muda yang penuh talenta menjadikan saya tidak ingin kalah dalam segi penulisan. Menjadi editor di MediaGuru adalah cita-cita sejak mengenal komunitas yang pengikutnya hampir 84K gurusianer melalui platform Gurusiana. Gerakan ini memberikan saya semangat baru untuk terus menulis.

Dari delapan buku solo yang dimiliki tidak mengurangi saya untuk terus menerbitkan buku. Meskipun sering kesal ketika belanja di ¬e-commerce dan mendapatkan buku-buku bajakan. Sangat tidak elok memperdagangkan buku sepihak dengan kualitas yang buruk. Pernah juga kecewa ketika mendapati sebuah novel yang ternyata bajakan di sebuah shopping center. Apakah bisa dihentikan? Sepanjang mental murahan masih mendominasi tak ayal perbukuan akan selalu terimbas praktik pembajakan.
Mungkin karena eranya sudah sangat berbeda, kejahatan elektronik pun menyambangi perbukuan. Karena itu saya tidak secara full mengunggah karya saya di platform digital. Saya tipe yang menyukai memeluk buku secara fisik. Ada kenikmatan yang disalurkan sang penulis ketika aroma kertas dan irama kertas yang dibalik atau ditekuk karena menyukai bagiannya. Hal ini tidak saya rasakan ketika membaca karya secara digital.

Mimpi saya yang belum tercapai adalah bisa menerbitkan buku pada penerbit mayor. Namun, perjuangan harus lebih ekstra tentunya. Beruntung ada penerbit indie yang bisa menampung mimpi memeluk buku solo. Pada tahun 2018 melalui Pustaka MediaGuru saya berhasil menerbitkan 3 buku, 2019 di Penerbit Karos, 2020 dua buku lahir di LovRinz, dan 2021 lahir melalui Twins Media/Batik Publisher.

Saat menggelar acara temu pencinta buku di Perpusatakaan Kemdikbud Jakarta, saya diberi kesempatan sepanggung bersama penulis kebanggaan MediaGuru. MediaGuru memberi saya kesempatan untuk dikenal. IPunas sudah terinstal di ponsel, pada saat saya membutuhkan bacaan bermutu saya akan mengunjunginya dan berselancar di sana.

Pada tahun 2021, semangat menulis tidak luruh hanya karena pandemi Covid-19. Mencoba menerima keadaan tak menentu ini dengan lebih produktif. Dua kumpulan cerpen on going penerbitan dan dua buah novel sedang diselesaikan. Semangat ini terbentuk karena penghargaan yang diberikan pemerintah daerah kabupaten dan provinsi atas keberadaan saya sebagai penulis. Penghargaan sebagai pegiat literasi kabupaten dan provinsi pernah diberikan dan puncaknya keberhasilan novel Cokelat dan Arloji mendapat penghargaan peringkat 4 dari Balai Bahasa Riau.
Apa pun keadaannya, menulis saja dulu.
*) Susi Respati Setyorini, WA 089628784923, HP 08117517474
