Oleh Mahyu An-Nafi
Ada percakapan menarik saat Roy, di novel Balada Si Roy (Gramedia) karya Gol A Gong, mengobrol dengan si Opik. Yatim-piatu yang diasuh ibunya. Roy dibuat kagum pada bocah sepuluh tahunan itu yang puasanya belum bocor.
Beda dengan Roy yang sudah bocor puasanya karena kena prank teman sekolahnya. Potongan ayam panggang sisa tadi malam membuat ngiler remaja nakal itu. Mau tidak mau, ayam itu pun raib disantap di waktu siang. Berjamaah pula.
Saat yang lain tengah shaum Ramadhan, Roy makan! Dia menyesalinya. Sesal ini tanda taubat. Untuk itu, agar puasanya tidak bolong lagi Roy mengurung diri di rumahnya agar selamat. Selamat dari bala rayu kaki tangan nafsu-nafsu. Mungkin setan juga.