Oleh Ardian Je
Dengan memahami hakikat ibadah puasa sebagai proses penyucian diri serta diiringi melaksanakan kewajiban zakat fitrah—yang tentunya juga dianjurkan untuk diikuti dengan zakat-zakat dan amal-amal sosial yang lain—maka makna sesungguhnnya Idul Fitri adalah kembali kepada kesucian. Dan inilah hakikat kebahagiaan yang sejati: kembali kepada kesucian, fitri tanpa dosa—yang menjadi sumber segala penderitaan setiap anak manusia (@fileCaknur Banyak Jalan Menuju Tuhan Buku Kedua: D-I, Penerbit Imania, 2013, halaman 229).
Siapakah yang bisa menjadi demikian atau berhasil mendapatkannya: kembali menjadi suci sesuci-sucinya, fitri tanpa noda dosa setitik pun, seperti seorang bayi yang baru saja dilahirkan ke alam dunia?