Suatu ketika, Santiago bermimpi mengenai harta karun di piramida-piramida Mesir selama dua hari berturut-turut. Ia pun datang kepada seorang perempuan tua Gipsi untuk menafsirkan mimpinya. Perempuan tua Gipsi itu memberitahunya bahwa dia harus datang ke piramida-piramida Mesir itu untuk menemukan harta karun yang dapat membuatnya kaya raya.
Namun, karena kebiasaan orang-orang Gipsi suka menipu, membuat Santiago bimbang untuk mempercayai ramalan perempuan tua itu.
Di tengah penggembaraanya, Santiago bertemu dengan laki-laki tua bernama Melkisedek yang mengaku sebagai Raja Salem. Pertemuan itu menyakinkan Santiago pergi ke Mesir untuk mencari harta karun. Dia pun menjual domba-dombanya dan memulai pengembaraanya melintasi selat menuju ke padang pasir Mesir.
Dalam perjalanan menuju padang pasir, Santiago mengalami banyak lika-liku, mulai dari ditipu, bekerja di toko kristal, mengikuti karavan ke padang pasir, bertemu dengan perempuan yang dia cintai, terjebak di antara perang antarsuku, kehilangan harta, bertemu dengan Alkemis dan lain-lain. Selama perjalanan mencari harta karun itulah Santiago mendapat banyak pelajaran hidup yang bisa kita petik selama membacanya.
Dalam novel Sang Alkemis ini, Paulo Coelho menyampaikan pesan penting tentang keberanian, tekad, dan pantang menyerah ketika seseorang berusaha mewujudkan impian mereka. Santiago, tokoh utama dalam novel ini, menghadapi banyak rintangan dalam perjalanannya mencapai tujuannya. Namun, dia tidak pernah menyerah dan terus berjuang dengan tekad yang kuat. Dalam prosesnya, Santiago belajar banyak tentang kebijaksanaan hidup dan pengorbanan yang perlu direlakan untuk meraih impian.
Novel ini ditulis dengan gaya bahasa yang ringan sehingga mudah dimengerti. Novel yang sarat akan makna ini cocok untuk remaja yang sedang mewujudkan impiannya. Konflik yang dihadirkan dalam kisah Santiago selalu mengandung pelajaran yang bisa kita petik dari kisahnya. Selain itu, dalam novel ini juga banyak mengandung pesan moral dan pesan spiritual tanpa terkesan menggurui.
37
0
5
