Oleh Hikmat Kurnia
Penutupan Toko Buku Gunung Agung menjadi isu yang hangat dari dunia perbukuan. Toko Buku ini sangat legendaris. Banyak yang kecewa, dan berpikir industri perbukuan sedang menghadapi masalah sangat besar. Bahkan, ada yang berpendapat industri perbukuan sudah habis. Perbukuan bukan lagi dunia yang menarik untuk digeluti.
Namun, ada juga yang berpendapat berbeda. Industri perbukuan sedang menata ulang dirinya, dan sedang bergerak mencari titik keseimbangan baru. Disrupsi generasi, disrupsi teknologi digital, dan intrupsi covid-19 mengubah arah permainan. Ekosistem industrinya berubah, dan perubahan ini membawa konsekuensi: siapa yang tak mampu beradaptasi akan “ditinggal”.