Begitu pun buku ini, yang sengaja disusun sebagai sebuah cermin, menunjukkan bahwa kami ada dan sedang berproses menjadi lebih baik. Kisah-kisah yang terentang dalam buku ini insya Allah dapat mengilhami setiap yang membaca, sebagaimana kami terilhami dari buku-buku, kejadian sekeliling.
Tanpa bermaksud takabur, riya’, kami hadirkan tulisan ini, dengan segala kerendahan hati. Bukankah segala yang agung dan mulia hanyalah milik-Nya?
Subhanallah, walhamdulillah, syukur ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan ni’mat dan ridla-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan buku ini. Begitu pun ucapan terima kasih tak terhingga pada orang tua kami, Drs. H. Haris Sumantapura dan Hj. Atisah, HMA Agus Sutanto, BcHk dan Ibu Sri Sugiarsih, atas doa restu dan nasehat-nasehatnya. Juga pada buah hati kami: Nabila Nurkhalishah, Gabriel Firmansyah, Jordy Alghifari dan Natasha Azka Noorsyamsa, kalianlah cahaya hari-hari kami.
Kepada Teh Pipiet Senja, Ina “cenitcenit” dan Penerbit Gema Insani, terima kasih atas kesempatan menuliskan kisah ini. Pada Cak Adhim, terima kasih untuk diskusi yang berkesan. Juga pada para volunteer Rumah Dunia, terus bersemangat merenda masa depan.
Akhirul kalam, selamat membaca, sahabat. Semoga buku ini membawa manfaat, menggugah semangat, dan jadi cermin bagi kita semua. Kami sendiri sedang terus belajar. Hidup bagi kami belum lagi usai.
***
Rumah Dunia, awal Juli 2005- 2023