Banyaknya kegiatan yang dialihkan ke rumah, membuat Mulkiyah dan keluarga mencari alternatif agar penjualan keripik pisang tetap stabil. Akhirnya anaknya, Nurul Afiyah mencoba menjualkan keripik pisang lewat media sosial. Kala itu, ia mempromosikan melalui WhatsApp dan ditawarkan kepada teman-temannya. Ketika ada yang memesan, ia sendiri yang akan mengantarkannya sampai ke rumah pelanggan.
Karena penjualan melalui online, Nurul Afiyah memberlakukan pemesanan terlebih dahulu, agar keripik langsung dibuatkan sesuai pemesanan. Tak hanya itu, Mulkiyah bersama anaknya turut melakukan inovasi terhadap produknya. Mulai dari ukuran yang lebih besar dengan harga Rp 5000/pcs hingga penambahan varian rasa yaitu Strawbery, Greentea hingga Tiramisu.
Masa pandemi Covid-19 menjadi titik awal kesuksesan penjualan keipik pisang milik Mulkiyah dan keluarga. Kini keripiknya mulai dikenal banyk orang. Mulkiyah akhirnya menitipkan produknya di beberapa kantin sekolah terdekat.
Setiap harinya, Mulkiyah hanya memproduksi sesuai pesanan. Hal ini tentunya untuk menjaga produknya tetap berkualitas dan kriuk saat dimakan. Tak hanya itu, keripik pisang yang diproduksinya sudah memiliki pelanggan di beberapa kota besar dan memiliki resseler sebagai penyalur.
Memiliki banyak pelanggan diberbagai daerah tak membuat usaha yang dirintisnya berjalan dengan mulus saja. Banyak kerikil yang sering membuat Mulkiyah harus memutar otak, agar tetap memproduksi keripik pisang dan memenuhi pesanan pelanggan. Salah satunya saat harga minyak mahal tapi harus menstabilkan harga keripik pisang agar tetap ramah kantong.