
Begitu sampai rumah, aku membereskan belanjaan buah untuk asupan makan hubby, dan beberapa barang titipan beliau. Setelah itu aku izin ke Rumah Dunia, meninggalkan beliau yang masih melanjutkan mengetik. Rencananya aku hanya sebentar di sana, memeriksa hasil karya anak-anak dan membagikan makanan ringan.


Namun, sampai di pendopo Kaibon Rumah Dunia ternyata anak-anak masih menunggu aku. Jadilah begitu aku datang membawa snack, mereka baru mulai bergiat. Haduh, ini mah bakal menghabiskan waktu satu jam, pikirku. Yaudahlaya, kasihan anak-anak yang sudah menunggu.

Namanya bocah-bocah, ada kalanya membully temannya. Entah siapa yang dibully nggak jelas, tapi mereka terus saja meneriakkan yel-yel “belum mandi”. Peraturan di kelasku memang meminta anak-anak mandi sore dan salat asar dulu.

Kuduga keributan ini berawal dari debat kusir di antara mereka soal siapa yang sudah mandi dan yang belum. Jadilah merembet ke kesempatan merundung. Aku agak kerepotan menghadapi berbagai teriakan dan ocehan. Lalu kuminta mereka menutup kontainer berisi buku latihan, dan hari ini les diliburkan. Sepintas agak kaget juga anak-anak itu melihat aku sudah setengah marah.
