Sejak muda, saya sennag ngotak-ngatik kamar. Ketika bekerja dan mulai nge-kos apalagi. Barang-barang bekas saya tempelkan di dinding secara random. Saya tidak peduli orang ska atau tidak. Yang penting saya bahagia melakukannya.
Sehari sebelum lebaran, saya mencari-cari barang bekas di sekitar rumah. Saya manfaatkan dinding bambu di Museum Literasi Gol A Gong. Dibantu putra ketiga – Jordy, jadilah etalase. Saya bahagia dan merasa sehat. Setelah ini, ide-ide segar bermunculan.
Please follow and like us: