Khanafi
PALESTINA

Palestina, adakah yang lebih duka dari namamu
bangsa-bangsa lain merdeka, engkau tersandera

Palestina, adakah yang lebih sakit dari namamu
bangsa-bangsa lain damai, engkau diteror tiap saat

Palestina, adakah yang lebih airmata dari tanahmu
bangsa-bangsa adikuasa menumpahkan siksa padamu

sedang bangsa-bangsa kecil lainnya hanya bisa diam

Palestina, adakah hari yang indah bersama namamu
jika hari-hari telah dirampas Israel & Amerika.
waktu tinggal beku, apakah doa kami dapat memba(n)tu?

2024

Khanafi
KEMATIAN BEGITU AKRAB
: Palestina

mendengar namamu disebut, terasa kematian begitu akrab
bagaimana menggambar surga jika mayat tertembak & luka

jika anak-anak tak bisa tertawa, jika perempuan & kaum ibu
lenyap bersama pecahan bom bercampur airmata yang ngilu

bagaimana menyembunyikan duka, jika sengsara di depan mata
bagaimana tenang berdoa, jika aroma darah di mana-mana

mendengar namamu disebut, terasa maut mencekik leherku
melihat mayat-mayat diusung dari kamp-kamp pengungsian

darahku seakan berhenti mengalir dari jantung, seakan aku
sudah tiba di pintu neraka dengan pemandangan reruntuhan

di ujung napas, airmataku jatuh, bukan sebagai tetetes air
tetapi sebagai api yang berkobar-kobar penuh ledakan duka

2024

Khanafi
DAMAILAH DI SURGA
: rakyat Palestina

damailah di surga, menarilah dengan sukacinta
sebab terdengar berita sebelum bom itu meledak

para malaikat turun menyambut ruh-ruh kalian
walau jasad luka di atas tanah yang terbakar

damailah di sana, tertawalah karena maut
telah memilih kalian sebagai syahid bukan kafir

damailah di rumah & taman-taman indah
sebagai ganti reruntuhan & kehancuran

damailah di surga, rakyat Palestina
sebab Tuhan akan ganti segala nestapa

bergembiralah, bergembiralah
sebab kesedihan telah berakhir!

2024

Khanafi
LAGU PARA PENGUNGSI

kami pergi dari tanah air sendiri
yang dikuasai orang-orang tak berhati

kami pergi menyusuri lorong-lorong sepi
sembunyi dari tatap tajam mata senapan

kami terasing dari rumah-rumah sendiri
karena para pencuri tega memusnahkannya

kami tinggal di tenda-tenda gelap
mendengarkan dunia begitu gaduhnya

di antara pemandangan mirip neraka
kami menyaksikan langit begitu lesu

memantulkan airmata di hati kami
mengenang mereka yang telah pergi

2024

Khanafi
ARWAH-ARWAH DARI MEDAN PERTEMPURAN

arwah-arwah itu terbang ke langit
lebih cepat dari peluru senapang

lebih gesit dari bidikan para pembunuh
lebih bercahaya dari kota yang terbakar

lihat, arwah-arwah itu menari
bersama ruh-ruh orang suci

doa-doa mereka turun dengan dahsyat
seperti bom ledak di batin yang nestapa

hidup yang perih telah sirna
tersisa kegembiraan bersamaNya

mereka yang masih terluka
akan dijagai para malaikat

bekas-bekas kuburan
yang tertimbun reruntuhan

kelak akan menumbuhkan
bunga-bunga terindah di dunia

2024

Khanafi
BUNGA-BUNGA DOA
: Palestina

taburlah bunga-bunga doa
karena wanginya kekal

taburlah untuk mereka
yang jadi korban perang

taburlah tepat di lubuk malam
semoga kelak mekar

sebagai kemerdekaan

2024

Khanafi
SEMUA MATA MELIHATMU
: Raffah

semua mata melihatmu, Raffah
semua mata menitikkan darah
bukan lagi airmata!

2024

Khanafi
TRAGEDI JALUR GAZA YANG TAK TERLUPAKAN

tanah air dan udara
kini telah menjadi rumah
bagi api dan asap

tanah air dan udara
kini telah menjadi kuburan
bagi manusia

tanah air dan udara
tidak menyisakan apa-apa
selain bunyi ledak & reruntuhan

2024

Khanafi
POTRET KEHILANGAN

bunga-bunga layu
kini telah menyertai
sebuah potret kehilangan

perlahan iring-iringan
duka & airmata
berjalan memetik doa

di sisi liang besar
& tumpukan jasad
bergelimpangan

terasa hari-hari pudar
& waktu larut
menjadi setitik debu

2024

Khanafi
ADA DARAH BEKU DI BAWAH RERUNTUHAN ITU

hari itu, kaki-kaki api berjalan
menghanguskan kota

langkahnya yang panjang
membakar cuaca & jantung

pagi ini, ada darah beku
di bawah reruntuhan itu

menghadap langit kerontang
seolah tengah mendoa;

semoga ketakutan tidak menyebar
ke darah mereka yang tersisa

kelak, langit pun akan runtuh
mengelap sisa darah beku
di bawah reruntuhan itu

2024

Khanafi
MATAMU

matamu akan selalu jernih
membaca sejarah
jangan biarkan debu tak peduli
melilipi hatimu yang bersih

2024

*) Kolase foto-foto internet; Detikcom, konten islam, CNBC, Akurat Banten, Inilah.com, Publiknasional, Antara

Khanafi, tinggal di Yogyakarta. Tulisannya berupa puisi, esai dan prosa tersiar dan tersebar di media daring maupun cetak. Ia pernah beberapa kali memenangi lomba puisi dan esai. Sehari-hari ia bekerja sebagai editor lepas, penerjemah bebas, perancang sampul buku dan penjual buku-buku lawas juga baru. Ia tengah menyelesaikan novel pertamanya juga sedang mengulik satu buku terjemahan. Di sela-sela kegiataan mengedit naskah bakal buku dari beberapa penerbit, ia sesekali melukis di atas kanvas.

Buku kumpulan puisinya yang telah terbit: Akar Hening di Kota Kering (SIP Publishing: 2021) kini bisa dibaca secara gratis di aplikasi baca buku digital; Lentera App, dan buku keduanya Bunga Bengkok di Dadamu (KataPilar Books: 2023) mendapat penghargaan sebagai Finalis Sayembara T Alias Taib, yang dilakukan di Kuala Lumpur pada acara Kuala Lumpur International Book Fair atau PBAKL (Pesta Buku Antarbangsa Kuala Lumpur) tahun 2023.

Ia adalah founder penerbit Buku Piramid dan kurator media penyiaran sastra InstaPosT-Puisi (Instagram) yang mana akan dikembangkan lebih lanjut ke dalam bentuk cetak, yaitu Majalah Sastra Huesca dan Zine Fragmen (Seputar Puisi). Penulis bisa dihubungi melalui e-mail: afisaja043@gmail.com. No. WA: 082226921885. No. Rekening Bank: 0447748196 (BNI) a.n Khanafi.

PUISI MINGGU terbit setiap hari Minggu. Silakan mengirimkan 5 hingga 10 puisi tematik. Sertakan foto diri dan gambar atau foto ilustrasi untuk mempercantik puisi-puisinya. Tulis bio narasi dan pengantar singkat. Kirimkan ke email : gongtravelling@gmail.com . Ada uang pengganti pulsa Rp 200.000,-. Sertakan nomor WA dan nomor rekening banknya.

SEGERA TERBIT PUISI MINGGU EDISI 23/9 JUINI 2024:

Please follow and like us:
error64
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia