Di suatu sore yang murung, aku berjalan pelan menuju rumah seorang rekan relawan di Rumah Dunia, Miftah Rahmet. Hari itu, suasana begitu berbeda. Kehilangan menggantung di udara, tebal dan berat seperti kabut di pagi buta. Di pelataran rumah, kulihat sekelompok orang berkumpul, wajah-wajah mereka penuh dengan duka. Rekanku berdiri di tengah, matanya merah dan sembab. Ayahnya baru saja berpulang.

Please follow and like us:
error69
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia