Pada 1992, sepulang dari traveling di Asia, saya mendapat banyak protes dari para ibu tentang novel serial saya: Balada Si Roy. Terutama ibu-ibu dari Kalimantan. Mereka meminta saya menulis cerita yang baik, misalnya tokoh “Roy” tidak nakal dan rajin sekolah, karena anak-anak mereka sering bolos sekolah seperti “Roy”.

Saya menulis novel Balada Si Roy memang menganut “merdeka belajar”. Altar ego saya masuk lewat tokoh Roy. Saya tidak suka sekolah, walaypun saya pernahh kuliah di Fakultas Sastra UNPAD Bandung hingga semester V. Akhirnya saya hentikan serial “Balada Si Roy” di episode “Epilog” (kemudian jadi buku kesepuluh).

Please follow and like us:
error59
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia