
Ketika remaja, banyak yang menganggap bahwa menulis fiksi (puisi, cerpen, novel) adalah mengkhayal. Saya tidak setuju. Kalau mengkhayal nanti bawaannya melamun. Kalau melamun, nanti malah kesurupan. Bagi saya, jadi penulis sama terhormatnya dengan profesi dokter, dosen atau insinyur. Apalgai jika ada yang bilang, “Menulis novel sehari jadi!” Itu namanya: bahasa iklan.


Please follow and like us:
Halaman: 1 2