Ali bercerita bahwa saat ini jumlah petani semakin berkurang. Banyak anak muda yang memilih untuk merantau ke kota, termasuk anaknya sendiri. Meskipun dari kecil anak-anak mereka telah diberi makan dari hasil bertani, namun pada akhirnya mereka lebih memilih kehidupan di kota yang dianggap lebih menjanjikan.
“Anak saya sekarang bekerja di kota. Dari kecil memang mereka makan dari hasil tani, tapi kota menawarkan lebih banyak kesempatan,” kata Ali dengan nada pasrah namun penuh pengertian.
Pak Jenal, salah satu pekerja di gilingan padi setempat, juga merasakan perubahan yang sama. Dulu, tempatnya selalu ramai dengan para petani yang datang untuk menggiling padi. Namun kini, pemandangan tersebut menjadi semakin langka.
“Saat ini sudah mulai sedikit yang menggiling padi di tempat saya. Dulu selalu ramai. Salah satu alasannya karena kurangnya orang yang bertani,” jelas Pak Jenal.
Selain itu, ia menambahkan bahwa kondisi sawah dan cuaca yang seringkali tidak mendukung turut mempengaruhi jumlah hasil panen.
Sahudi, rekan kerja Pak Jenal, juga merasakan dampaknya. Biasanya, Sahudi bertugas mengantarkan beras ke rumah-rumah atau warung-warung. Namun sekarang, dengan berkurangnya hasil panen, ia lebih sering membantu proses penggilingan.
“Saya biasanya mengantarkan beras ke rumah-rumah, tapi sekarang lebih sering membantu menggiling. Hasil beras memang semakin berkurang,” kata Sahudi.
Perubahan ini menggambarkan sebuah ironi yang mendalam. Desa yang dahulu ramai dengan aktivitas pertanian kini mulai sepi. Para petani yang tersisa harus menghadapi berbagai tantangan, dari perubahan iklim hingga berkurangnya tenaga kerja muda. Namun, di balik semua itu, mereka tetap bertahan dengan semangat dan dedikasi untuk menjaga warisan pertanian yang telah ada sejak lama.
Kisah Ali, Pak Jenal, dan Sahudi adalah cermin dari perjuangan para petani di berbagai pelosok negeri. Mereka mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan mendukung sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung ketahanan pangan bangsa. Semoga cerita ini menginspirasi kita semua untuk lebih peduli dan memberikan perhatian lebih kepada para petani, agar mereka dapat terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi kita semua.
Hamzah Sutisna