VEREVENIAMPETERE. Bukan istilah apa-apa, bukan pula mantra apa-apa. Saya menjumpai kata tersebut secara tidak sengaja di internet. Dimulai dengan kata “Veniam Petere”, yang rupanya merupakan Bahasa Latin. Jika diterjemahkan berarti “meminta maaf/ampunan”. Kemudian dengan keisengan, saya menambahkan kata “Vere” di depannya yang berarti “benar”. Ketika ketiga kata tersebut dijadikan satu, dapat dijumpai arti “Aku sungguh-sungguh meminta maaf”. Saya pun menggabungkan tiga kata tersebut menjadi satu kata utuh yang ketika saya lafalkan sendiri, terasa unik seolah mengamitkan suatu mantra.
Arti belum tentu makna, saya menjumpai makna yang dari kalimat tersebut sebagai sesuatu yang dapat dimaknai secara subyektif. “Aku sungguh-sungguh meminta maaf” adalah kalimat yang menggugah saya untuk menciptakan puisi tentang buncahan keinginan untuk meminta maaf—atau mungkin meminta ampunan. Sebagaimana disampaikan sebelumnya, kita dapat memaknai Vereveniampetere sesuka hati, seluas-luasnya. Entah untuk cinta, pengharapan, sudut religious, bahkan penyesalan. Vereveniampetere diungkapkan seperti air mata yang ditahan-tahan. Bisa saja air tersebut tak tertahan untuk jatuh, namun dapat pula tertahan namun basah dan menggenang di dalam. Karena itu, saya menuliskan Vereveniampetere dalam unsur air—selain air mata.
Maka mari menikmati Vereveniampetere sebagai air, yang menempati wadahnya masing-masing dengan kisah masing-masing. Apapun maaf dan ampunan yang hendak dicurahkan, kita hanya dapat berharap semua bermuara pada kejernihan di dada maupun kepala.
Salam,
Andi Wirambara