Aku memasang pengingat di ponselku pada tanggal 23 Mei 2024 dengan bertuliskan “Must caw to Bandung”.Persiapan perlengkapan sudah aku mulai sejak H-5 dan tidak lupa meminta izin, memohon doa kepada kedua orangtua. “Oh ini yang dirasakan Mbak Trinity, finally aku bisa merasakannya,” pikirku sembari terus mengecek keperluan trip nanti.

Sehari sebelum keberangkatan, aku sudah siap dengan ransel ku lengkap dengan earphone yang akan aku pakai nanti diperjalanan. Malam itu aku berniat untuk menginap di kost rekan kerjaku, jaraknya cukup dekat dengan Stasiun Serang.

Alarm pukul 04.00 WIB sudah aku pasang sejak malam. Ternyata, aku bangun lebih awal (aura excited untuk solo trip sudah terpancar ya hihi).

Perjalanan dimulai dari Stasiun Serang-Rangkasbitung pukul 06.04 WIB dengan tarif Rp3000. Karena perjalanan dari Stasiun Serang-Rangkas sudah biasa dilewati, ku kenakan earphone dengan memutar playlist Taylor Swift dan ditemani dengan novel di wattpad yang sudah ku download beberapa hari lalu.

Aku bergumam dalam hati “Bismillahirahmanirrahim, perjalanan pertamaku pasti lancar” sebuah afirmasi positif untuk meyakinkan diri.

Dari Stasiun Rangkas Bitung, dilanjutkan dengan KRL tujuan Tanah Abang dengan tarif Rp8000. Lalu dilanjutkan rute Tanah Abang-Cikarang dengan tarif Rp5000. Setelah itu, perjalanan dilanjutkan menggunakan KA Lokal Walahar, rute Cikarang- Purwakarta dengan tarif Rp4.000. 

Di stasiun ini, space waktu cukup Panjang. Pintu menuju peron KA Lokal Walahar akan dibuka pukul 12.30 WIB. Aku menyempatkan untuk berkeliling sekitar area stasiun, istirahat dan salat duhur.

Asiknya KA Lokal Rute Luar Kota

Setelah pintu dibuka, terlihat sudah ramai orang-orang menunggu kedatangan kereta. Pukul 13.20 WIB Kereta akan diberangkatkan, rute ini terhitung perjalanan baru untukku. Tapi, tanpa disangka-sangka aku menyapa Ibu-ibu yang duduk sendiri dan ternyata tujuannya sama denganku.

Aku merasa banyak sekali kejutan-kejutan diperjalananku kali ini. Ditemukan dengan perempuan-perempuan ramah ketika diperjalanan merupakan sebuah rezeki untuk aku yang solo trip.

KA Lokal ini tanpa nomor kursi, jadi penumpang bebas memilih tempat duduk. Aku sudah berniat untuk memilih tempat duduk sebelah kanan dekat jendela dengan mengikuti arah laju kereta agar bisa menikmati pemandangan dengan nyaman.

Tapi, sayang sekali aku kalah cepat dengan penumpang lain. Perjalanan menuju Purwakarta terasa syahdu ketika hujan turun, aku sangat menikmati perjalanan ini meskipun tidak tepat di dekat jendela.

Tibalah di Stasiun Purwakarta! Suara musik ala-ala jawa ikut mengiringi kami para penumpang yang sampai di Stasiun Purwakarta. Aku harus segera sampai loket untuk scan tiket dengan rute Purwakarta-Bandung, tarifnya hanya Rp8000. Semua tiket aku beli melalui aplikasi KAI Access.

Ditengah cuaca gerimis, Aku dan ratusan penumpang lain berlarian untuk mendapatkan tempat duduk. Aku merasa tertantang sekali dengan rute ini. Karena merasa gagal mendapatkan view pemandangan di kereta sebelumnya, “aku harus dapetin posisi duduk itu” kalimat yang selalu aku ucap dalam hati sambil berlari menuju loket untuk scan tiket. Vibes seorang backpacker terasa sekali saat di Stasiun ini,

Akhirnyaaa… Aku berhasil mendapatkan posisi duduk sesuai keinginanku. “Yeaay, good job ay” Seraya aku mengucap dalam hati bentuk mengapresiasi diri hihihi.

Setelah aku menghela nafas dan menaruh barang di kabin atas, aku mencoba menyapa Mbak dengan membawa anak balita yang tepat duduk dihadapanku. Kami bercengkrama dan saling bertanya darimana dan tujuan kemana.

Aku dibuat terkejut, ternyata Mbak ini berasal dari Kota Serang dan akan mudik ke Cicalengka, tentu aku merasa beruntung untuk yang kedua kalinya. Di tengah ribuan manusia tadi ternyata aku menemukan orang yang berasal dari kota yang sama. Jadilah aku bisa menitipkan barang dengan aman ketika hendak menunaikan salat asar sebelum kereta diberangkatkan.

Selama perjalanan aku tidak sibuk dengan ponselku, sesekali iya, tapi hanya untuk memberi kabar dan mengambil gambar saja. Aku begitu takjub melihat view di dalam kereta. Melihat jalanan, lembah, air terjun, sungai bahkan aku bisa melihat ujung kepala kereta saat di dalam kereta. Karena itu jadi wishlist tersendiri setelah nonton animasi Masha and The Bear. Hahaha

Bandung, I’m Coming!

Mungkin bagi sebagian orang, Bandung sudah terdengar biasa. Namun karena perjalananku kali ini vibesnya berbeda jadi terasa seperti menggebu-gebu.

Jadwal kedatangan di Stasiun Bandung pukul 18.26 WIB. Aku sama sekali tidak merasa bosan selama diperjalanan ini, selain menikmati keindahan alam di sekitar, sesekali aku mengajak anak Mbak didepanku untuk bermain dan mendengar Bapak-bapak di sampingku bercerita perjalanannya ke Bali menggunakan kereta. Tentu asyik dan tidak membosankan.

Sampai akhirnya, aku tiba di Stasiun Bandung. “Hati-hati aunty selamat berlibur yaa” ucap Mbak itu kepadaku dengan tersenyum ramah. Aku membalas dengan ucapan terimakasih dan bergegas untuk segera turun.

“Aku di Pintu Belakang ya” Terlihat notifikasi pesan dari seseorang yang rela menemaniku untuk mengeksplore kota Bandung. Senang sekali rasanya, bisa berjumpa di tempat dan suasana yang baru. Aku hampiri sambil sesekali memotret suasana Stasiun Kota Bandung.

Saat perjalanan menuju pintu keluar, ternyata cuaca sedang hujan, aku langsung menghampirinya dengan ekspresi bergembira sekali. Ia pun menyambutku dengan penuh semangat karena akhirnya aku sampai dengan selamat. Meskipun gerimis, Ia tetap menawariku untuk berpose tepat di depan bangunan stasiun yang bertuliskan “KAI Bandung”.

Aku langsung menghubungi pemilik penginapan yang sudah ku pesan beberapa hari lalu, Aku menginap di Kost Susmita yang terletak di Jl. Susmita No.198, RT.03/RW.08, Sukamaju, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung dengan harga sewa Rp.250.000 untuk 3hari. Sebelum menuju penginapan aku meminta untuk melihat suasana Bandung di malam hari, cuaca yang sejuk malam itu berhasil membuat rasa penasaranku tentang Bandung terjawabkan.

Setelah sampai di penginapan, aku membereskan barang bawaanku  lalu pergi untuk membeli santapan malam sekaligus mengunjungi GOR Saparua. Di tempat ini banyak penjual makanan khas Bandung. Aku dan dia memilih untuk membeli Sate Asin Pedas Lengkap dengan nasi.

Rasanya unik, bumbunya berbeda dengan bumbu sate pada umumnya, jika sate biasanya bumbu kacang, tetapi sate ini dikombinasikan dengan bumbu serbuk asin pedas dan disajikan secara terpisah. Harganya terjangkau, hanya Rp.20.0000/porsi. Setelah selesai berkeliling GOR Saparua dan makan malam, Aku kembali ke penginapan dan beristirahat.

Please follow and like us:
error69
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia