Puisi Lokalitas Latar Musi Rawas Utara
Inilah Bukit Barisan yang menampung dahaga orang-orang melayu Musi Rawas Utara tempat ia memahat rezeki, menuai kegembiraan, menumpahkan seluruh keluh-kesah hidupnya hingga ia meneruskan hidup dari perjalanan nenek moyang yang menjejakkan kakinya lalu bersila sembahyang memegang weda dan tripitaka di lesung batu di sebutlah kini Candi Lesung Batu lalu di ketinggian jerambah muara rupit Onder Afdeling Rawas di mana sampan dan kapal orang-orang singgah berdagang kain tenun, gerabah, rempah-rempah hingga sayur-mayur.
Dan kau pribumi diperas tenaga dan pikirannya membangun jerambah peninggalan Belanda itu serta karam pulalah desa Pagar Remayu yang rajanya menikahkan anaknya sendiri berlangsunglah pesta itu dengan pentas lantai tembesu tiang batang kelapa janur kuning bergelantungan di panggal dusun segeralah Embun Semibar atau Bujang Kurap menghentikan pernikahan terlarang itu yang lagi prosesi mandi kembang sepatu, hentikan pernikahan sedarah ini duhai tuan raja apakah kau tak punya malu lalu menyembur sudah ludah dari mulut ke mulut menghardik Bujang Kurap di tancapkanlah lidi ke kelapa muda itu hulu balang mencabut patah tanganya lalu Bujang Kurap mencabut menyembur sudah air dari dalam tanah, tenggelamlah Desa Pagar Remayu jadi Danau Rayu mengembara lagi Bujang Kurap dalam kesabaran dan ketabahannya di Bumi Silampari tempat kaki ini berhenti.
Tampu Bolon Suvardi