Menulis bagi saya adalah sudah mendarah daging. Menulis sudah seperti bernafas itu sendiri. Kemampuan bisa menulis bagi saya sebagai sebuah anugerah dari Tuhan karena dari menulis itu saya bisa menafkahi anak-istri. Tak terpikirkan kalau hidup saya dari menulis. Bahkan menulis menjadi bagian penting dari hidup saya sebagai sastrawan dan juga wartawan.
Dalam keseharian saya memang sibuk bekerja sebagai wartawan hiburan, tapi puisi masih terus saya tulis, akan terus saya tulis. Sebenarnya tiada hari tanpa puisi. Kesibukan yang membuat saya menangkap inspirasi untuk dipendam, yang suatu saat nanti dituliskan menjadi puisi.
Kalau tidak ada liputan, saya selalu mengisi waktu dengan menulis puisi. Puisi-puisi perenungan kehidupan, penghayatan akan makna persahabatan, dan berbagai hal di luar dari saya yang fenomenal. Saya menulis puisi khusus Helwatin Najwa, sahabat saya. Saya juga menulis puisi untuk Kamala Harris, perempuan hebat dari Asia, yang menjabat di negara adidaya Amerika Serikat. Bahkan sekarang ia maju menjadi capres.
Akhmad Sekhu