Keenam puisi di bawah ini semuanya sudah dimuat di nvel Balada Si Roy sebagai pembuka. Bacalah:
1.
OUTSIDER
Hidup hanya untuk kenangan
sadel motor, debu jalan
dan kecup perempuan
: ya, hidup adalah kenangan!
*) Bandung 1984
2.
LELAKI PEJALAN
Aku manusia pejalan
bagai sungai berkawan sampah
limbah, tak peduli sumpah serapah.
Dari kemarau ke purnama
melepas fajar, meraih senja
mengejar bayanganku sendiri.
“Jangan tinggalkan rumah,” kata Bunda.
Di sana aku pernah ada, nakal, besar,
dan mimpi-mimpi. Tapi kulompati pagar.
Memilih barat, ketimbang timur.
Sampai habis umur.
Aku lelaki pejalan
gadisku nunggu di teras rumah.
Saban hari rajin nyiram taman,
Sampai lebat mangga berbuah.
Ditunggunya aku datang.
“Lelaki memiliki wanita, tapi dia dimiliki semua.
Dia harus pergi, tapi juga mesti pulang,
karena ada yang mengasihi dan dikasihi,” seruku
Saat perahu karam di pulau lain.
Bunda bilang, “Lelaki berani mengusir ketakutan.
Ketakutan untuk berbuat salah. Ketakutan untuk bicara salah.
Dan perempuan, berani memiliki jiwa lelaki. Berani mendampingi
gelisah lelaki. Berani untuk tidak takut kehilangan lelaki.”
Aku lelaki pejalan
tak tahu kapan harus berhenti.
*) Serang, November 1994
3.
TEMBANG PEJALAN
Jejakku bertaburan entah ke mana
tak kupunguti lagi, biarkan
I.
Aku melihat dari jendela kereta api
biarlah, rumah dan sawah
tinggalkan aku kesepian
termangu, aku terbalut debu
bermimpi, Ka’bah esok hari
II.
Aku hanyut di Gangga
menjaring mimpi, dolar dan gadis bule
timbul tenggelam bersama hippies
mengapung di rumput kering terbakar
bermimpi menyetubuhi bulan
: meratapi senja
III.
Kini kumengerti mengapa kemarau ada
hujan, limbah, gurun, karena ada keserakahan
kini kumengerti Tuhan ada, karena
sorga, neraka, malaikat, nabi-nabi
Jejakku berceceran entah di mana
Tetap tak aku punguti, karena Tuhan ada
*) Serang, November 1994
4.
AVONTURIR
- bagian satu
Aku seorang pengembara
wajahmu ada di mana-mana
di sini ada bukit, laut, langit dan senja
jejakku tertinggal di sana
Aku seorang pengembara
Wajahmu ada di mana-mana
Adakah jejakku tertinggal di sini?
*) Irian, 1987
5.
AVONTURIR
- bagian dua
Rumahku entah di mana
tak kutemukan di sajak-sajak
di matahari dan di bulan
karena tidurku
di bawah bintang-bintang
jauh di rimba belantara
tenggelam di dasar lautan
mesti pulang ke mana
setelah letih mengembara?
*) Irian, 1987
Baca juga: Puisi-puisi Gol A Gong Tentang Laut
6.
SENJA DI PANTAI
Aku duduk di batang pohon tumbang
di saat senja di pantai di pulau Seram
Memandang ke seberang laut
ombak dan senja
perahu dan bocah nelayan
Aku duduk di pantai
di sebatang pohon yang telah tumbang
: angan-anganku tenggelam bersama senja
*) Pulau Seram, 1987
Baca juga: Emakku Seorang Motivator