Oleh: Ulhiyati
“Tusuk aja, Tusuk! Jangan ragu!” seru Budi sambil menantang Rian yang memegang pisau dengan tangan gemetar.
Di tengah lapangan kosong yang gelap, hanya diterangi cahaya lampu motor, sekelompok pemuda mengelilingi Budi yang berdiri dengan percaya diri. Udara malam terasa dingin, tetapi keringat sudah mengalir di pelipis Rian. “Lu yakin, Bud?” tanyanya lagi, berharap sahabatnya berubah pikiran. Tapi Budi hanya tersenyum lebar, menepuk dadanya sendiri.
Please follow and like us:
Halaman: 1 2