Oleh: Hamzah Sutisna
“Proyek ini akan mengubah hidup kita,”
“Ini bukan soal uang atau pembangunan, ini soal warisan kita. Laut ini bukan cuma tempat mencari nafkah. Ini rumah kita. Tanpa laut, kita bukan siapa-siapa.”
Hari masih pagi ketika Feri mendapati diri berdiri di tepian pantai Kasemen, dengan tatapan kosong menembus kabut tipis yang melayang di atas laut. Angin pagi yang biasanya membawa aroma asin laut kali ini terasa berat, seakan ada sesuatu yang tersembunyi di balik debur ombak kecil yang berulang memecah di pasir. Di belakangnya, Kampung Nelayan yang biasa ramai kini tampak sepi. Orang-orang menunduk dalam diam, menghindari kontak mata dengannya.