Ketika menikah dengan Tias Tatanka pada 1996, saya baru tahu kalau dia senang membaca dan menulis puisi, cerpen, dan novel. Dia sarjana mesin, untuk uusan kelistrikan, dia menguasai. Pokoknya, kalau ada barang elektronik rusak, dia membongkar dan memperbaikinya. Pelan-pelan saling mengenal, saya mulai mengetahui kesukaannya yang lain, yaitu memasak, menjahit, dan melukis. Di waktu luang, tiada hari tanpa melukis.
Sekarang sedang gandrung dengan aplikasi. Canva dan AI. Putra kedua kami yang tinggal di Abu Dhabi membelikannya tablet. Ya, sudah, setiap ba’da maghrib, di depan TV, saya menulis dia melukis 3D. Saya sesekali menoleh dan menikmati hasil goresan tangannya. Bagi saya ini adalah literasi keluarga yang sehat bagi keeempat anak kami.
Lukisannya kadang disiapkan untuk buku cerita anak yang sedang ditulisnya. Beberapa sudah diterbitkan. Ada juga yang lolos lomba. Saya tentu senang dan bahagia, karena bagi saya kegiatan seni itu semacam terapi juga. Beberapa penelitian, aktivitas seni itu bisa membuat bahagia, memperpanjang umur, mencegah kepikunan.