Apa maksud Gol A Gong dalam puisi Mengea Kitab ini? Kitab bukan sekadar tuntunan dari Tuhan, arahan mana yang harus kita lakukan atau tidak, tapi perilku kita di di dalam kehidupan sehari-hari. Sudahkah tercermin? Kita sudah selesai membaca kitabnya atau masih mengejanya?
Puisi Gol A Gong
MENGEJA KITAB
Di dalam kedai kopi, angka-angka dituangkan ke dalam kitab
yang baru saja kita eja selepas maghrib. “Tolong, masing-masing segelas kopi impor, dicampur birahi nona di sudut sana.” Kau terbahak mengusung daftar tagihan
Setiap malam kita menemuimu, mengeja kitab yang sama tapi kita memilih pintu berbeda. Tak ada matahari di kota kita. “Tolong, di perempatan jalan kita tak sehaluan, tapi tetap bertemu di pusat kota.” Kau melambaikan tangan dari atas singgasana.
Setiap malam kita mengeja kitab yang sama, tapi tak pernah menemukanmu.
*) Banten sepertiga malam, 21/2/2017