Setelah pemilu selesai dan kepemimpinan berganti tangan, Bupati Kabupaten Tangerang yang baru dihadapkan pada sebuah tantangan besar yang mempengaruhi nasib jutaan orang. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Kabupaten Tangerang, yang 61,34% penduduknya menggantungkan hidup di sektor manufaktur, sedang berada di persimpangan jalan yang sangat menentukan.
Saat ini, kita berada di tengah Revolusi Industri 5.0—era yang diwarnai oleh integrasi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan robotika. Teknologi-teknologi ini memungkinkan otomatisasi yang lebih efisien, tetapi juga mengancam keberlanjutan lapangan kerja di sektor-sektor tradisional, seperti yang banyak terdapat di Tangerang. Pabrik-pabrik yang dulu mempekerjakan ribuan orang mungkin akan beralih ke sistem produksi yang didorong oleh mesin dan robot, mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manusia.
Meskipun industri 4.0 dan 5.0 menjanjikan kemajuan dalam produktivitas, hal ini juga menimbulkan ketimpangan sosial yang semakin lebar. Tanpa langkah antisipatif yang tepat, kita akan melihat peningkatan pengangguran dan kemiskinan, terutama di kalangan pekerja yang tidak memiliki keterampilan digital dan teknis.
Tantangan terbesar bagi Kabupaten Tangerang adalah bagaimana menyiapkan tenaga kerja lokal untuk masa depan yang lebih berbasis teknologi, dan bagaimana mempercepat transisi ekonomi dari ketergantungan pada manufaktur ke sektor yang lebih berkelanjutan.
Bupati harus berfokus pada peningkatan kualitas pendidikan yang berfokus pada keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia digital dan teknologi. Program pelatihan untuk pekerja yang terdampak otomatisasi harus disiapkan segera, sehingga mereka tidak terjebak dalam kemiskinan atau kehilangan mata pencaharian.
Selain itu, kerja sama antara pemerintah daerah, dunia usaha, dan sektor teknologi harus diperkuat. Pemerintah dapat memfasilitasi perusahaan-perusahaan yang ingin berinvestasi dalam otomatisasi dengan memberi insentif pajak atau dukungan dalam mengembangkan tenaga kerja terampil. Di saat yang sama, program inkubasi untuk usaha kecil dan menengah (UKM) berbasis teknologi perlu diperkenalkan agar mereka dapat berinovasi dan tetap bersaing di pasar yang semakin terhubung.
Dengan kebijakan yang tepat dan sinergi antara berbagai pihak, Kabupaten Tangerang dapat bertransformasi menjadi kawasan industri yang mengutamakan teknologi dan inovasi, namun tetap inklusif bagi semua lapisan masyarakat.