Kamu orang mana? Jawab saya, “Serang.” Lalu yang bertanya penasaran bahwa saya berasal dari Serang sebela mana. Ketika saya tegaskan bahwa Serang itu adanya di Banten, baru mereka paham. Tapi tahu tidak, Serang itu artinya apa?

Kata “serang” dalam bahasa Jawa Banten adalah “se-erang” artinya seikat atau sekelompok. Hal ini didasarkan pada pemukiman awal di kota Serang yang mengelompok. Ada juga yang meyakini “serang”itu bahasa Sunda yang berarti sawah. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa pada masa Sultan Ageng Tirtayasa, kota Serang itu wilayah persawahan.

Ada Tasikardi berupa danau tempat menyimpan air, kemudian dialirkan kanal dari Banten Lama ke Tirtayasa hingga Mauk. Sejak kecil saya suka naik sepeda ke Tasikardi. Sekarang pun kalau luang, bersama istri sarapan ke sini. Tentu banyak perubahan, yaitu mulai hilang hamparan sawah yang luas. Ini memang perubahan yang harus kita terima; dari agraris ke industri. Saya pernah menulis novel tentang kawasan tara Banten ini, yang berjudul “Tembang Kampung Halaman” (Gramedia, 1994)

Sampah menumpuk di pinggir irigasi Kaseme menuju Tasikardi/Foto Tias

Saat saya menyusuri Tirtayasa hingga ke Mauk, sampah plastik dan limbah rumah tangganya luar bisa. Apalagi sekarang wilayah Mauk sedang gonjang-ganjing karena ada pembanguan real estate. Saya pernah menyusuri kananl ini hingga ke Mauk, bahkan ke bendungan Pamarayan. Bnyak sampah, bahkan bangunan yang mepet ke irigasi.

Monumen selamat datang di pertigaan RS Sari Asin – MoS – Pintu Tol Serang Timur/Foto GG

Saya tinggal di Kota Serang sejak 1965. Jadi saya tahu persis bahwa Serang itu sawah. Di mana-mana sawah. Apalagi kalau ke Banten Lama, sawah semuanya. Tapi sejak 1990-an, Serang Timur yang awalnya persawahan, kini berganti pabrik. Budi-Agis dalam janji kampanyenya siao mengangkat derajat Kota Serang sebagai Ibu Kota Provinsi Banten. Kita lihat saja nanti.

Monumen Daerah di alun-alun Kota Serang yang dibangun pada 1982 amburadul dan kumuh.

Tahun 2000-an, sawah-sawah kini berubah jadi perumahan dan kos-kosan. Tempat tinggal saya di Kampung Ciloang, jika masuk dari Kemang Pusri dan keluar di Kebon Kubil, sawah masih memanjakan mata. Sekarang rumah dan kos-kosan dan jalanan kampung juga sering macet dengan kendaraan roda empat yang mengambil jalan alternatif menuju Pintu Tol Serang Timur.

Gol A Gong

Please follow and like us:
error64
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia