Setiap menyelenggarakan kegiatan bersama Perpustakaan Nasional RI di daerah, saya biasanya mengenalkan 5 pilar ini untuk meningkatkan kapasitas Duta Baca di daerah, yaitu:
- Komunitas; tidak ada yang sukses sendirian. Jika pun mampu sendirian maka kamu akan kesepian tidak memiliki teman karena dianggap sombong. Upayakan bergabung di komunitas literasi. Saya dan teman-teman membangun komunitas literasi Rumah Dunia di Kota Serang, Banten.
- Program; tanpa program maka yang ada ghibah, nge-gosip, saling nyinyir, buang-buang waktu dan tidak akan pernah naik level. Sebagai Duta Baca Indonesia selain Gerakan Indonesia Menulis dan Safari Literasi, juga Celemek Ajaib Paman Gong untuk PAUD/TK. Hibah Buku Nusantara yaitu gerakan menyumbang buku untuk taman bacaan.
- Karya; agar program kita berkelanjutan dan memiliki wibawa dipercaya orang, maka kita harus memiliki karya agar jadi tauladan. Jika tidak punya karya ibarat pepatah “tong kosong nyaring bunyinya”. Duta Baca tentu punya banyak pengalaman sehingga bisa dituliskan yang kemudian dibukukan. Saya selalu menargetkan minimal 1 buku 1 tahun.
- Personal branding; percuma juga kita punya komunitas, program bagus, karya banyak tapi tidak memanfaatkan medsos untuk mempromosikannya kompetensi kita. Ini strategi mengorganisasikan karya-karya kita di ruang publik agar aura positif tentang kita sebagai Duta Baca menginspirasi banyak orang. Saya mengaktifkan medsos saya (IG, TikTok, dan FB) untuk mengampanyekan gagasan-gasan saya di dunia literasi lewat video, film pendek, dan dokumenter di YouTube GolAGong TV. Jadi kita harus beradaptasi dengan era digital.
- Jejaring; sangat penting kita berkomunikasi dan saling mendukung dengan komunitas lain. Kita sukses sama-sama dan saling berbagi. Jika jejaring kita kuat dan harmonis, itu akan menjadi gelombang dahsyat dalam peningkatan indeks literasi di masyarakat. Saya berkolaborasi dengan Forum Lingkar Pena, Forum TBM, GPMB, IPI, Iqro Semesta, PAUD/TK, sekolah, kampus, Dinas Perpustakaan dan Dinas Pendidikan setempat, PGRI Flores Timur, Media Cakrawala NTT, Forum Pegiat Literasi Pasaman Barat, Rumah Dunia, Puisi Esai Network, dan komunitas literasi atau sastra. Di era sekarang yang serba AI, berjejaringlah dengan Gen Z dan Gen Alpha.
Kelima pilar itu “wajib” dijalankan tidak hanya oleh Duta Baca di daerah, tapi juga Duta Baca Indonesia di masa depan. Kita sebagai pegiat literasi juga harus memiliki 5 pilar itu, karena jika tidak maka itu “semu”. Kita semua tahu, bahwa siapa pun yang ditunjuk jadi Duta Baca bukanlah orang sembarangan. Dia pasti memiliki kompetensi di bidang tertentu. Tapi seperti kata Pramoedya Ananta Toer, “Kita akan terlindas zaman jika tidak menulis.”
Please follow and like us: