Gol A Gong
KUBERLAYAR, JAUH
Bapak,
telah kubentangkan layar perjalanan
membawaku pergi ke negeri jauh
tempuling itu tak lagi untuk ikan
duniaku yang serba gemuruh
Bapak,
anakmu tak mengenal ombak
ikan patin berganti ikan kemasan
Bapak,
perahumu mengambang dalam lukisan
berbingkai emas di hotel berbintang
tempuling itu mengeras sebagai lambang
duniaku yang penuh perjuangan
Bapak,
Anakmu berlayar jauh
laut dan camar selalu kukenang
*) Serang, Teluk Banten, Desember 2019
*) Tempuling adalah tombak berujung besi yang digunakan nelayan
Puisi ini mengisahkan perjalanan fisik dan emosional. Dengan menggunakan metafora berlayar, saya menggambarkan perjalanan menuju tempat yang jauh, yang bisa diartikan sebagai pencarian jati diri atau pengalaman baru. Semoga kita bisa sama-sama merenungkan tentang perjalanan hidup, perubahan yang dialami, dan pentingnya hubungan dengan orang tua. Meskipun ada pencapaian dan kesuksesan, kita jangan sampai melupakan asal-usul kita.
“Kuberlayar, Jauh” saya tulis sebagai rasa rindu saya kepada Bapak yang sudah tiada. Tentang perjalanan, perubahan, dan hubungan keluarga. Ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita mungkin menjelajahi dunia dan mengalami banyak hal, penting untuk tetap terhubung dengan akar dan kenangan yang membentuk identitas kita.