Mari kita merenungkan peran orang tua dalam membentuk karakter anak-anak. Mamahku menjadi simbol dari kebijaksanaan dan perhatian yang diperlukan untuk mendidik generasi muda. Tindakan dan perilaku di masa kecil kita memiliki dampak jangka panjang, dan penting bagi orang tua untuk memberikan nasihat dan bimbingan yang baik. Ingat, jangan bicara dengan nada tinggi kepada ibu.

Saya ingin menulis tentang perubahan, harapan, dan siklus kehidupan. Ini mengingatkan kita bahwa meskipun kita menghadapi kesulitan, selalu ada potensi untuk tumbuh dan berkembang.

Mari kita renungkan bahaya dari pencarian kesempurnaan yang tidak realistis. Ketika seseorang terjebak dalam pencarian ideal, mereka dapat kehilangan pandangan terhadap hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup, seperti rasa syukur dan kebahagiaan yang sederhana. Selamat menikmati puisi-puisi saya.

Fajarmana

Fajarmana
MAMAHKU

Mamahku seorang yang lihai dalam mengolah nasihat.
Baginya, apapun yang dilakukan di masa kecil, dapat berimbas ketika sudah besar.
Seperti tetanggaku yang dahulu ketahuan mencuri buah sawo.
“Masih kecil sudah mencuri, besarnya mau jadi apa?”

Mamahku seorang yang pandai dalam merawat ucapan ancaman.
Baginya, apapun kesalahan di masa kecil, dapat berefek ketika sudah besar.
Seperti adikku yang dahulu merusak vas bunga dengan tidak sengaja.
“Masih kecil sudah banyak merusak, besarnya mau jadi apa?”

Mamahku seorang yang pandai dalam memprediksi kejadian yang sudah diucapkan.
Baginya, apapun hal besar yang terjadi di masa kecil, dapat makin membesar ketika sudah besar.
Seperti kasus bom bunuh diri di Surabaya yang melibatkan 1 keluarga.
“Masih kecil sudah jadi pelaku bom bunuh diri, besarnya mau jadi apa?”

2024

Fajarmana
DAHAN DI MUSIM GUGUR

Di musim gugur itu, angin berhembus dari selatan menuju arah tak beraturan.
Dahan-dahan patah jatuh menghujam tanah.
Beberapa dahan membusuk di makan belatung.
Beberapa lagi tumbuh akar baru yang hangat menjabat tanah.

Diragukannya dahan patah itu oleh cacing tanah yang lebih lama menempati
“Kau akan berakhir sama dengan yang lainnya.”

Semakin hari dahan itu meranting ke segala arah.
Daun-daun baru muncul bersama harapan yang semakin pengap.
Dahan patah itu kini siap menumbuhkan dahan lain.
Siap di dera angin kencang.

Setahun bersenang-senang dengan musim lain.
Sampai berakhir di musim gugur selanjutnya.

2024

Fajarmana
MEMBUSUKLAH!

Kau penyembah kesempurnaan, matilah dalam pencarianmu.
Seumur hidup akan terus-menerus mengais ketiadaan.
Dalam hati yang kosong itu, binasalah usahamu setiap hari menambal lubang.
Teruslah lapar! Lapar!

Karena apa yang kau sebut ideal,
Akan musnah yang menjadi penawar,
Hilang yang menemani bayang,
Dan kau akan mati sembari terus mencari semua itu.

Membusuklah dengan ketidaktahuanmu atas rasa syukur.

2024

Fajarmana
LALU SERANG

Lalu Serang akan menjadi lebih hangat tatkala pelukmu selalu kau rajut lebih tebal dan lebih tebal lagi.
Lalu Serang akan menjadi lebih indah tatkala mataku mulai bertamasya di setiap lekuk tubuhmu.
Lalu Serang akan menjadi lebih sejuk tatkala hujan turun bersama kegelisahanmu.
Lalu Serang akan menjadi lebih sunyi tatkala aromamu lenyap bersama lagu yang mengiringi kau berlalu.

Aku menjilati kesunyian malam di simpang empat Pasar Lama, lalu Serang seakan ikut bersedih dengan awan yang semakin legam.
Aku menyalakan api di tempat berkemah pesisir Anyer, lalu Serang seakan ikut membantu meniup semua kenangan dengan angin yang mengerikan.
Aku diam pada lagu yang biasa kita dengarkan di warung kopi Pasar Rau, lalu Serang seakan ikut meramaikan musik dengan kendaran yang semakin padat lalu-lalangnya.
Aku berelegi dengan kertas di rindang pohon Alun-alun timur, lalu Serang dengan kebijaksanaanya membunyikan suara Adzan yang membuatku berhenti menulis lagi kisah kita.

Lalu Serang tidak kalah lebih indah dari kota lain ketika kau bisa kembali menempatinya.

2024

Fajarmana
”INDAH REKAH EDELWEIS DI KAWAH RINJANI”

Hal abadi selalu menyelimuti namamu.
Mulia nan anggun tegasmu di tepi kawah Rinjani.
Memikat setiap yang lewat.
Menimbulkan hasrat yang selalu tersirat.
Aku tau kisahmu tak mudah.
Aku tau penantianmu membuat lelah.
Namun yang jelas setiap orang menanti indah rekahmu.
Dan nanti aku yang akan menceritakannya di buku harianku.

Kau tak mudah menyerah pada setiap yang ingin memetik.
Aku akan memagarimu dengan sejuta harapan.
Dan sampai akhirnya pagar itu melapuk.
Namun aku selalu yakin kau tetap abadi di tepi kawah Rinjani.

2024

Fajarmana
PETAKA

Hawa dingin membeku bersamaan dengan mulutmu di malam itu.
Terkelupas sudah setiap kulit-kulit yang menutupi kebenarannya.
Memunculkan hal yang lama dirahasiakan.
Mengundang petaka bagi kita yang sama-sama mencinta.

Gemeretuk gelas terdengar setiap deru nafasmu.
Menjadi pertanda akan muncul petaka-petaka.
Jarum arlojimu terasa melambat.
Menuju tengah malam, lalu tinggal menunggu waktu nestapa tiba.

Kapan lagi kita mengharap malam berlalu dengan cepat?
Untuk kali ini saja, ya?
Kita mengharap, cahaya segera tiba.

2024

TENTANG PENULIS: Fajarmana lahir di Serang, 28 Desember 2000. Sedang berkuliah di jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan UNTIRTA. Aktif di organisasi UKM Bengkel Menulis dan Sastra. Berprofesi sebagai Barista di salah satu kafe yang ada di Cilegon. Menghabiskan sisa waktu sibuknya dengan membaca dan menulis. Nomor WhatsApp: 085780355833 . Nomor Rekening: BCA: 2453350363 A/N Fajar Rahmatulloh.

PUISI MINGGU terbit setiap hari Minggu. Silakan mengirimkan 5 hingga 10 puisi tematik. Sertakan foto diri dan gambar atau foto ilustrasi untuk mempercantik puisi-puisinya. Tulis bio narasi dan pengantar singkat. Kirimkan ke email : gongtravelling@gmail.com. Ada uang pengganti pulsa Rp 200.000,- dari Puisi Esai Network. Sertakan nomor WA dan nomor rekening banknya. Jika ingin melihat puisi-puisinya yang sudah tayang, klik banner di bawah ini:

Please follow and like us:
error64
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia