
Ada banyak orang yang bertanya kepada saya, “Mas Gong, apa betul dalam sehari bisa langsung menulis novel?” Saya kaget juga. Mungkin itu bahasa iklan. Atau menyerahkan ke AI – Artificial Intelligence. Wah, jangan ya dek jangan serahkan ke AI. Pola saya jika hendak menulis novel ada 3; pertama persiapan menulis, menulis, dan merevisinya.

Persiapan menulisnya ada dua; riset lapangan dan riset pustaka. Itu saja bisa berhari, berminggu, bahkan bertahun-tahun. Ketika menulis cerpen, risetnya bisa berhari-hari. Nulisnya memang bisa beberapa jam atau sehari. Paling sial 2 hari. Sekali lagi, mungkin dengan AI bisa sehari. Tapi tetap harus disunting. Rumit juga jika terburu-buru. Jangan deh jangan ya dek.

Menulis novel dalam sehari? Ratusan halaman? Hampir mustahil. Jika ada, saya angkat jempol dan luar biasa – saya akan belajar kepada orang itu. Asumsinya 1 halaman dengan proses berpikir 1 jam. Berarti sehari 24 halaman. Oke, sejam 2 halaman, berarti sehari 48 halaman. Tambah lagi sehari 4 halaman, berarti 96 halaman? Yakin kuat duduk seharian tanpa melakukan aktivitas lain? Lantas 5 Tips Bisa Menulis Novel itu apa relevansinya dengan tulisan di atas? Oh, ada. Ini dia:

- 1.Persiapan menulis dengan riset: riset lapangan ke luar rumah dengan 5W plus 1H, kemudian mengkonfirmasinya lewat riset pustaka. Novel saya Balada Si Roy risetnya 1981-1987 an menulisnya 1988-1994. Dengan riset ini kita bisa paham detail lokasi dan suasana. Juga bisa mendapatkan banyak gambaran tentang karakter tokoh.
- 2.Kontemplasi dengan membacai lagi hasil riset: Ini semacam jeda, menambil napas. Kemudian membacai hasil riset, berdiskusi dengan teman-teman. Ini semacam ancang-ancang masuk ke fase menulisnya.
- 3.Membuat semacam bible atau buku panduan tentang novel yang akan kita tulis: Di sini kita mulai mengacu ke unsur intrinsik dan soap opera convention. Lalu family tree jangan lupa. Membuat judul, premis, sinopsis umum, dan outline bab per-bab dengan sinopsisnya. Harus dipikiran plot point tiap bab dan cliffhanger sebagai transisi antar bab.
- 4.Mulai menulis: Setelah tahap keempat selesai, mulai menulis dengan mngacu ke sana. Taati buku panduan itu, karena jika menyimpang maka akan kacau. Itu sama saja ketika seorang arsitek membangun gedung tidak setia pada DED (detail engineering design), maka tunggulah kehancurannya.
- 5.Menyunting: Ini proses kreatif paling vital. Banyak penulis yang tidak mau memulai lagi dari awal, membaca lagi tulisannya. Ada yang menganggp itu urusan editor. Padahal draft pertama itu selalu tidak sempurna, harus dibaca lagi dan disempurnakan. Tidak ada karya yang sukses tanpa melewati proses revisi berkali-kali.

Silakan mencoba. Jangan patah semangat. Menulis novel memang harus lama risetnya, karena jika ingin bagus harus kuat di fakta dan data. Novel-novel yang bagus, sukses best seller dan difilmkan memng melewati proses kreatif berdarah-darah.
Gol A Gong

