Saya sebeulnya bukan pakar di dunia parenting. Tapi saya mau bercerita pengalaman saya dan istri dalam mendidik keempat anak kami. Tentu kami bersyukur karena anak-anak kami tidak ada yang terkena narkoba dan terjun ke pergaulan bebas. Mereka semuanya anak-anak yang baik dan mementingkan pendidikan.

  1. Anak adalah sahabat: Dari buku bacaan, saya tertarik mengadopsi metode pendidikan Ali bin Abi Tholid dan Ki Hajar Dewantoro. Ali mengatakan, “Usia 1-5 kita jadi budak. Usia 6 hingga 12 kita harus mendidik anak-anak disiplin, 13 hingga dewasa kita jadi sahabat.
  2. Tanyakan apa maunya anak-anak: Keempat anak kami sekolahnya beragam. Ada yang di sekolah alam, homeschooling, dan SKB. Anak pertama kami, perempuan, lahir 1998. Dia sudah menulis 8 novel dan mendapat beasiswa di Sun Yat Sen University, Ghuangzhou, Tiongkok. Sekarang Personal Assistant perusahaan Tiongkok di Jakarta-Tiongkok. Putra kedua, lahir 1999, seja kelas 5 SD(2012) beasiswa di Abu Dhabi, hingga sekarang. Lulus S1, alhamdulillah sekarang S2 masih di sana. Ketiga laki-laki lagi, lahir 2004, kini kuliah film di Yogyakarta. Si bungsu perempuan, sastra Korea UPI Bandung.
  3. Sekolah bisa di mana saja: Seperti kata Ki Hajar Dewantoro, setiap rumah adalah sekolah dan setiap orang adalah guru. Maka ketika anak pertama ke China, anak kedua ke Abu Dhabi, anak ketiga dan si bungsu ingin homeschooling, kami menerimanya dengan legowo. Kami tidak boleh memaksakan dan menakut-nakuti mereka, bahwa jika tidak sekolah formal masa depan suram. Tapi ketika lulus Paket C di SKB, mereka kini kuliah. Kami menemnai mereka.
  4. Gali bakat mereka: keempat anak kami beragam potensinya Pertama ke dunia menulis. Putra kedua di Bahasa Arab dan Linguistik. Putra ketiga di film. Si bungsu di Sastra Korea. Rupanya tidak jauh dari Bahasa, Sastra, dan Film yang aku tekuni. Padahal Tias Sarjana Teknik Mesin Universitar Muhammadiyah Solo. Hard skill dan soft skill mereka harus dimaksimalkan.Misalnya soft skill yang sangat dibutuhkan dalam dunia Kerja seperti kolaboratif, adaptif, mau belajar dan terbuka dengan ide orang lain, problem solver, kreatif, dan time management. Dalam hard skill harus mampu menguaai media sosial, disain grafis, dan menguasai bahasa asing.
  5. Berani mengatakan tidak: Ya, harus berani mengatakan tidak kepada pmimpin yang dzolim dan koruptif. Tinggalkan tempat kerja yang manipulatif atau diisi oleh orang-orang sekarang. Keberkahan ada di tempat yang positif. Darah kami diisi oleh segala yang kami yakini halal, sehingga darah keempat anak kami juga bersih. Jadi jangan kotori dengan yang bukan hak.

Begitulah yang saya dan istri lakukan. Kami memberi contoh yang baik dalam perilaku sehari-hari. Kami perlihatkan, bahwa ada hak 2,5% di dalam tubuh kita; mulai dari harta, tenaga, dan ilmu. Hal itu harus kita bersihkan dari awal. Alhamdulillah dengan cara begini keempat anak kami sekarang menyebar di Jakarta (Tiongkok), Abu Dhabi, Yogyakarta, dan Bandung. Dengan 5 Tips Mendidik Anak ini, mereka jadi mandiri. Kami menekankan pada pengembangan bakat dan keterampilan mereka, itu menunjukkan pendekatan pendidikan yang holistik, dimana anak tidak hanya diajarkan pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan hidup yang penting.

Gol A Gong/dari berbagai sumber

Please follow and like us:
error69
fb-share-icon0
Tweet 5

ditulis oleh

golagong

Duta Baca Indonesia 2021-2025 - Penulis 125 buku - Motivator Menulis - Pendiri Rumah Dunia