Oleh: Muhammad Nurul Fazri
“Saya ingin menjadi YouTuber. Cita-cita saya ingin menjadi gamers. Atau saya ingin jadi konten kreator.” Beberapa jawaban dari pelajar yang saya tanya tentang cita-citanya.
Pernyataan tersebut mencerminkan betapa besar daya tarik dunia digital bagi generasi muda saat ini, yang hampir setiap hari terpapar berbagai hiburan dan tontonan di media sosial. Apakah hal tersebut boleh? Tentu saja, setiap orang berhak memiliki cita-cita mereka sendiri.
Namun, pertanyaannya adalah, apakah cita-cita seperti itu dapat menjadi titik kebangkitan atau justru menciptakan generasi emas bagi Indonesia? Mari kita telaah lebih dalam. Berita seputar dunia pendidikan masih banyak diwarnai isu-isu negatif.
Sektor pelajar sering kali menjadi sorotan, dengan pemberitaan mengenai perundungan, pengucilan, atau bahkan kekerasan antar teman hanya karena kesalahan yang terbilang sepele. Isu-isu ini menjadi headline yang terus muncul di media online.
Saat ini, banyak pelajar yang seakan melupakan norma sosial dan sopan santun. Tawuran dianggap sebagai hal yang keren, balapan liar menjadi tren hiburan, pacaran dianggap sebagai kewajiban, dan bermain game dianggap sebagai ajang persahabatan. Seolah-olah, dengan melakukan semua itu, hidup mereka telah mencapai kebahagiaan dan kenyamanan. Padahal, dalam jangka panjang, gaya hidup seperti ini bisa menjadi bumerang yang merugikan masa depan mereka.
Oleh karena itu, sudah seharusnya lembaga pemerintah dan pihak terkait memberikan aturan yang tegas. Sebagai contoh, seorang pelajar sebaiknya tidak diperbolehkan menggunakan ponsel jika usianya belum mencapai 17 tahun. Masa-masa ini seharusnya dimanfaatkan untuk memperluas wawasan kehidupan, melalui kegiatan yang lebih positif, seperti interaksi langsung dengan masyarakat di lapangan.
Bagi penulis, langkah seperti ini dapat memberikan warna baru bagi Indonesia yang lebih maju dan berdaya saing. Dengan cara ini, generasi muda tidak hanya memiliki cita-cita yang kreatif, tetapi juga karakter yang kuat untuk menghadapi tantangan masa depan.