
Novel itu kan tebal dan terdiri dari beberapa bab. Masak iya cuma 2 lokasi yang menarik yang dicari pembaca di novel? Ayo, menurut kamu ada berapa? Saya pancing 2 dulu, ya. Yaitu:

- Cafe. Kenapa cafe? Karena cafe bisa membuka peluang yang lain, yaitu kuliner. Di cafe ini banyak kemungkinan bisa kita olah. Pertama dari barista, chef, kemudian konsumen yang datang. Setelah itu interiornya. Kita bisa merujuk ke arsitetur Bali atau Jawa. Ini juga akan erkait ke kuliner khasnya. Di novel Balada Si Roy yang saya tulis, kuliner khas nasi sumsum saya jadikan menu Roy kulineran. Sebagai penulis, kita bisa menguatkan lokalitas di sini. Nanti para tokohnya juga bisa hidup dan berkembang dengan dialog-dialog yang relevan dengan lokasnya.
- Destinasi wisata. Ini akan penuh dengan petualangan dan ilmu pengetahuan. Lokasi ini mudah didapat. Sewatu saya menulis novel Balada Si Roy, setting lokasi Banten saya gali. Mulai dari Banten Lama, Krakatau, selat Sunda, Batu Kuwung, dan tentu Baduy. Kita bisa sisipkan aspek antropologis-sosiologisnya, sejarahnya, juga filosofisnya. Banyak tantangan bagi penulis untuk menggali lokasi ini sehingga para tokoh dialog-dialognya bergerak dan berkembang. Di sini ada penjual souvenir, turis domestik-mancanegara, nelayan, surfer, penjaga pantai, dan tour guide. Jika kita riset lapangan, itu akan memudahkan kita menggalinya.

Nah, mau nambahin yang ketiga dan seterusnya? Bisa kamu coba. Menambahkan lebih banyak lokasi menarik dalam novel dapat memperkaya cerita dan memberikan kedalaman pada karakter serta plot. Kumpulkan dulu data setting lokasi yang menarik di kotamu sehingga nanti dikenal dunia. Saya tunggu.
Gol A Gong/Ilustrasi ChatGPT 4o

Please follow and like us: