
“Pada 2002, alhamdulillah kami diberi rezeki dari novel trilogi Pada-Mu Aku Bersimpuh karya Mas Gong yang disinetronkan Indika dan tayang saat puasa di RCTI,” Tias Tatanka mengawali sambutannya di kegiatan Gerakan Indonesia Membaca bersama Duta Baca Indonesia (DBI)- Perpustakaan Nasional RI, Auditorium Surosowan Rumah Dunia, Kamis 5 Desember 2024.

Tias Tatanka bercerita di hadapan 200 peserta yang terdiri dari pegiat literasi, pustakawan sekolah-kampus, dan penulis tentang awal kedatangannya bersama Gol A Gong ke kampung Ciloang dengan 1 aak, yaitu Nabila Nurkhalishah pada 1998.

“Hampir setiap akhir pekan, dua sahabat Mas Gong, yaitu Toto ST Radik dan Rys Revolta ngobrol di balkon belakang. Saat itu Mas Gong masih kerja di RCTI, setiap weekend pulang,” kisah Tias lagi, yang sedang menunggu novel anak-anaknya – Negeri Permen, terbit.

Tias selalu mendengar dan terlibat dengan percakapan 3 lelaki itu, yang memimpikan Banten maju di bidang literasi. “Mereka tidak kenal lelah mendatangi sekolah-sekolah di Banten, tanpa minta bayaran, yang penting pelajar dan mahasiswanya mau diajari jurnalistik dan sastra,” Tias mengenang. “Sebetulnya saya sudah terlibat dengan mimpi mereka, sejak Mas Gong dekat dengan saya.”

Tias bercerita lagi, “Sebelum menikah Mas Gong sudah meminta izin, kalau mendapatkan rezeki berlebih dari royalti buku dan film akan digunakan untuk membangun gelanggang remaja yang sekarang dikenal dengan nama ‘Rumah Dunia’. Itulah sebabnya Mas Gong menulis ‘Rumahku Rumah Dunia, Kubangun dengan Kata-kata’ karena memang kami hidup dari kata-kata.”


Awalnya mimpi itu dari ketiga lelaki, kemudian Tias bergabung. Sekarang orang-orang yang bermimpi tentang Banten Maju diundang datang ke Rumah Dunia oleh mereka. “Datanglah generasi Andi Suhud Trisnahadi, Maulana Wahid Fauzi, Bagus Bageni, Abdul Malik, Dian Faradisa, Firman Venayaksa, Ibnu Adam Aviciena, Ade Jahran, Muhzen Den, Endang Rukmana, Aad Adkhilni, Igun, Anas, Hilal, Ali Sobri, Harir, Tohir, Wayang, Desty, Najwa, Yuanita, Anazkia, Giani Marissa, Fety, Tatang, Aji Setiakarya, Oki, Roy, Awi, Sauni, Sri, Aini, Ain, Dina, Ros, Langlang, Piter, Qizink La Aziva, Rama, Rahmat Heldy, Abdul Salam, Arip, Taufik, Rudi Rustiadi, Jodi, dan masih banyak lagi.

Kini Naufal, Fazri, Hamzah, Dodom, Andini, Uul, Diofani, banyak… Merekalah sebetulnya yang berjasa, yang sudah mewujudkan mimpi saya, mimpi ketiga lelaki itu,” Tias mengakhiri ceritanya. Kamu punya mimpi apa yang belum terwujud?
Tim GoKreaf

